JAKARTA – Presiden Joko Widodo resmi membebaskan
tarif tol Jembatan Nasional Suramadu, Sabtu (27/10). Ia mengatakan
pembebasan tarif tol ini dimaksudkan untuk membuat perekonomian Madura
menjadi berkembang dan meningkat.
“Dengan menjadi jembatan non tol biasa, kita harapkan pertumbuhan
ekonomi Madura akan semakin baik, investasi akan datang semakin banyak,
properti, turisme, semua akan berkembang di kabupaten-kabupaten
Surabaya. Insyaallah pertumbuhan ekonomi betul-betul akan kelihatan,”
ujarnya.
Presiden menjelaskan, sejumlah usulan mengenai tarif tol Suramadu
pernah ia terima sebelumnya. Pada tahun 2015 misalnya, tokoh masyarakat
dan agama setempat menyampaikan kepada Presiden agar kendaraan roda dua
yang melintas di jembatan tersebut dibebaskan dari tarif tol. Hal itu
langsung disetujui Presiden setelah melakukan kajian sebelumnya.
“Masukan dan saran-saran dari para tokoh masyarakat, tokoh agama,
juga keluarga besar Ikatan Keluarga Madura menyampaikan kepada saya
untuk sepeda motor digratiskan, itu tahun 2015. Setelah kami hitung,
kami kaji, kemudian kita gratiskan,” tuturnya.
Setahun setelahnya, Presiden juga menerima usulan agar tarif tol di
jembatan tersebut diturunkan hingga separuh harga. Usulan itu juga
diterima oleh Presiden dengan langsung menurunkan tarif sebesar 50
persen dari harga sebelumnya.
Namun, setelah mengevaluasi masukan dan penurunan tarif tol tersebut,
Kepala Negara memandang bahwa hal tersebut masih belum memberikan
dampak pertumbuhan ekonomi yang besar kepada Madura. Apalagi bila
melihat angka-angka ketimpangan di Madura yang begitu nyata bila
dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
“Kita lihat ketimpangan dan kemiskinan kalau dibandingkan daerah Jawa
Timur yang lainnya misalnya Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo angka
emiskinan 4 sampai 6,7 persen. Di Madura angka kemiskinan masih berada
pada angka 16-23 persen,” ungkap Presiden.
Oleh karenanya, dengan mempertimbangkan berbagai hal di atas, dalam
kunjungan kerja Presiden ke Jawa Timur kali ini, diputuskan bahwa
Jembatan Nasional Suramadu menjadi jembatan non tol biasa dengan
membebaskan tarif yang sebelumnya ada.
Kepala Negara mengatakan, pemasukan yang diperoleh negara dari tarif
jalan tol itu tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi Madura yang
diharapkan pemerintah.
Untuk diketahui, Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan sepanjang
5.438 meter yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa
(Surabaya) dan Pulau Madura (Bangkalan). Jembatan ini merupakan jembatan
terpanjang di Indonesia saat ini yang dibangun dengan menggunakan
teknologi tinggi.
Sebelum dilakukan pembebasan tarif, tarif tol Jembatan Nasional
Suramadu yang berlaku sejak 2015 lalu berkisar di angka Rp15.000
(golongan I) hingga yang paling mahal di angka Rp45.000 (golongan V).
Adapun pada 2009, tarif tol tersebut berkisar di angka Rp30.000
(golongan I) hingga Rp90.000 (golongan V).
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam
kegiatan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki
Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Timur
Soekarwo.
0 comments:
Post a Comment