Wednesday, 3 October 2018

Rupiah Terus Merosot, Bunga BI Belum Atraktif


JAKARTA - Nilai tukar rupiah terus merosot hingga menembus level psikologis 15.000 rupiah per dollar AS. Bahkan, mata uang RI tersebut mencapai posisi terlemah dalam 20 tahun terakhir atau sejak krisis keuangan 1998.
Sejumlah kalangan menilai setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan tekanan depresiasi pada rupiah, yakni kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang dianggap masih kurang menarik dibandingkan dengan bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Selain itu, tren kenaikan harga minyak global yang jauh melampaui asumsi APBN juga memunculkan sentimen negatif pada kondisi fiskal Indonesia.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot, Selasa (2/10), ditutup pada level 15.043 rupiah per dollar AS, atau melemah 132 poin (89 persen) dibandingkan posisi penutupan Senin (1/10) di tingkat 14.911 rupiah per dollar AS. Sepanjang tahun ini (hingga 2 Oktober), mata uang RI itu terdepresiasi hampir 11 persen dan menjadi terlemah kedua di Asia setelah rupee India.
Analis FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan meskipun BI telah menaikkan suku bunga acuan untuk kelima kalinya sejak pertengahan Mei 2018 menjadi 5,75 persen guna mempertahankan rupiah dan membendung arus modal keluar, mata uang lokal tetap tertekan oleh penggerak eksternal.
“Bunga acuan gagal untuk membatasi pelemahan rupiah. Apresiasi dollar akan tetap didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok. Rupiah bisa terus melemah,” jelas dia, di Jakarta, Selasa. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM, Tony Prasetiantono, menilai ada dua penyebab pelemahan rupiah.
Pertama, pasar merasa bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate belum cukup atraktif bagi investor untuk memegang rupiah. “Jika dihitung dari level terendahnya, The Fed sudah menaikkan suku bunga sampai 200 bps (basis poin). Sedangkan BI baru 150 bps dari 4,25 persen ke 5,75 persen. Berarti memang perlu suku bunga yang lebih atraktif lagi,” jelas Tony.
Faktor kedua, imbuh dia, adalah kenaikan harga minyak global yang memberi sentimen negatif bagi kondisi fiskal Indonesia. “Kini, harga minyak Brent sudah mencapai 83 dollar AS per barel, jauh melebihi asumsi harga minyak APBN di level 48 dollar AS per barel. Menurut Tony, rupiah akan cenderung stabil di level 15 ribu hingga akhir tahun ini jika BI kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan dan pemerintah bisa segera mengerem impor, sehingga defisit transaksi berjalan bisa ditekan di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sedangkan pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya, M Nafik, menyatakan faktor dinamika ekonomi global berperan kuat pada pelemahan rupiah belakangan ini. Namun, hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat persentase pelemahan rupiah jauh lebih besar dibanding mata uang negara lain.
“Ini yang harus dijadikan perhatian pemerintah. Jangan karena alasan eksternal kita seperti diam saja. Harus ada tindakan,” tukas dia. Menurut Nafik, kenaikan bunga acuan BI tidak akan cukup sehingga harus ada kebijakan yang tegas untuk mengendalikan impor. Perlu diingat, kebutuhan pokok dan barang konsumsi banyak yang impor, sehingga ikut membebani kurs rupiah.
“Intervensi BI juga ada batasnya. Khawatirnya kalau impor tidak dikendalikan dan cadangan devisa terus terpakai, pelemahan berikutnya semakin tidak dapat dikendalikan,” papar dia.
Sulit Diprediksi

Sementara itu, Lukman mengemukakan sulit untuk memprediksi sampai kapan rupiah terus melemah, terutama ketika mengingat nilai tukar sudah mencapai level terendah sejak 20 tahun terakhir. Apalagi, faktor eksternal juga berperan kuat dalam pelemahan rupiah.
“Rupiah mungkin tetap tertekan dalam jangka pendek, di tengah menguatnya dollar dan kekhawatiran atas defisit transaksi berjalan yang semakin melebar. Ini bisa diperparah jika laporan pekerjaan di AS melebihi ekspektasi pasar,” jelas dia. Dari sisi eksternal, faktor utama risiko rupiah berasal dari kebijakan moneter AS.
The Fed pada Desember nanti kemungkinan besar masih akan menaikkan suku bunga. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate pada rapat 19 Desember mencapai 78,5 persen.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support