PANDEGLANG, (KB).- Sejumlah mahasiswa yang tergabung
dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pandeglang
mengkritisi proyek pekerjaan infrastruktur betonisasi jalan pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pandeglang.
Para mahasiswa tersebut menilai progres betonisasi Jalan
Bojong-Geredug kurang maksimal, karena telah terjadi keretakan.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan rekanan dari CV Alvin Putra Pratama
senilai Rp 819.625.721.
Ketua Pengurus Cabang PMII Pandeglang, Muhamad Basyir menilai, hasil
dari pekerjaan tersebut terkesan asal-asalan dan tidak mengutamakan
kualitas, sehingga sudah terjadi keretakan. Kondisi tersebut juga akibat
lemahnya pengawasan dari pejabat DPUPR.
“Hasil investigasi di lapangan, jalan yang baru dibangun mengalami
retak-retak di beberapa badan jalan, karena rekanannya tidak
mengutamakan kualitas beton. Diduga proses pembuatan beton kurang bagus.
Saya menilai ini akibat lemahnya fungsi pengawasan, sehingga tidak
sesuai kualitas pekerjaan yang telah direncanakan,” kata Ketua PMII
Pandeglang, Muhamad Basyir kepada Kabar Banten, seusai audiensi di
Gedung DPUPR, Rabu (14/11/2018).
Ia mengatakan, DPUPR harus melakukan investigasi dan memberikan
sanksi tegas kepada kontraktor, termasuk konsultan pengawas. Selain itu,
perlu evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang berpotensi merugikan
keuangan daerah.
“Atas nama mahasiswa PMII Pandeglang mendesak DPUPR untuk peninjau
hasil pekerjaan di lapangan. Jika perlu berikan sanksi tegas terhadap
para pihak yang bertanggung jawab dalam pekerjaan tersebut. Segera
instruksikan perbaikan dan evaluasi realisasi anggaran proyek agar tidak
terjadi kerugian keuangan daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Pandeglang,
Dana Mulyana menuturkan, pihaknya tidak memiliki konspirasi jahat dengan
kontraktor pelaksana. Soal kualitas hasil pekerjaan itu akibat kurang
telitinya pemeliharaan pascapengecoran.
“Seperti apa yang disampaikan dalam berita acara audiensi, kami tidak
ada kesepakatan jahat dengan pelaksana pekerjaan jalan. Kita sudah
sampaikan bahwa kerusakan yang terjadi pada pekerjaan Jalan
Bojong-Geredug itu karena perawatan pascacor yang kurang teliti.
Sedangkan soal mutu beton itu kita belum bisa sampaikan, karena harus
menunggu hasil uji laboratorium yang terakreditasi dari komite
akreditasi nasional,” ucapnya.
0 comments:
Post a Comment