SERANG-Literasi atau minat membaca di Kota Serang masih minim, hal itu
ditenggarai dipengaruhi kurangnya peran pemerintah untuk ikut serta
dalam mensosialisasikan pentingnya membaca. Demikian dikatakan Dewan Perpustakan Banten, Aip Rohadi kepada awak media di Kota Serang, Senin (12/8).
Menurutnya, Pemerintah masih terkesan menunggu dan tidak aktif dalam mengajak masyarakat untuk minat membaca.
"Terkesan perpustakan bukan jadi prioritas, dan para OPD di Kota Serang malah sibuk pada pekerjaan seremonial," ungkapnya.
Seharunya, lanjut Aip Pemkot Serang membuka diri kepada masyarakat, untuk mengintruksikan kepada setiap sekolah-sekolah untuk membuat perpustakaan. Sehingga program dapat sinergitas, selaras dan seirama.
"Memang, harus diakui perkembangan Teknologi sudah menyebar luas di kalangan anak muda. Bahkan anak muda malah lebih senang bermain Game, ketimbang membaca buku.Tapi ini jangan didiamkan," jelasnya.
Walaupun memang, Aip mengakui, kalau untuk patokan Buta Aksara di Kota Serang sudah membaik, karena hanya 500 orang saja yang mengalami buta aksara.
Tetapi, sambungnya, minat membaca yang kurang ditingkatkan, hal itu dapat dilihat dari pengunjung Perpustakaan Daerah di Kota Serang yang hanya hitungan jari.
"Jelas Undang-undang no 43 tahun 2017 tentang Perpustakaan Daerah belum dijalankan Pemkot Serang," tegasnya.
Di tempat berbeda, Pustakawan Kota Serang, Kamal mengakui, minat baca di Kota Serang masih rendah, hal ini di lihat dari kunjungan Perpustkaan Umum Daerah yang ada di Kota Serang bisa dihitung jari.
"Sehari yang berkunjung ke Perpustakaan Umum Daerah Kota Serang hanya sekitar 20 orang, oleh Karena itu di adakan layanan perpustakaan keliling sesuai dengan jadwal. Kita pun berharap, ke depan gedung perpustakaan yang permanen dan representasi dapat terwujud, dan tidak seperti sekarang nyempil di pojokan," pungkasnya.
Menurutnya, Pemerintah masih terkesan menunggu dan tidak aktif dalam mengajak masyarakat untuk minat membaca.
"Terkesan perpustakan bukan jadi prioritas, dan para OPD di Kota Serang malah sibuk pada pekerjaan seremonial," ungkapnya.
Seharunya, lanjut Aip Pemkot Serang membuka diri kepada masyarakat, untuk mengintruksikan kepada setiap sekolah-sekolah untuk membuat perpustakaan. Sehingga program dapat sinergitas, selaras dan seirama.
"Memang, harus diakui perkembangan Teknologi sudah menyebar luas di kalangan anak muda. Bahkan anak muda malah lebih senang bermain Game, ketimbang membaca buku.Tapi ini jangan didiamkan," jelasnya.
Walaupun memang, Aip mengakui, kalau untuk patokan Buta Aksara di Kota Serang sudah membaik, karena hanya 500 orang saja yang mengalami buta aksara.
Tetapi, sambungnya, minat membaca yang kurang ditingkatkan, hal itu dapat dilihat dari pengunjung Perpustakaan Daerah di Kota Serang yang hanya hitungan jari.
"Jelas Undang-undang no 43 tahun 2017 tentang Perpustakaan Daerah belum dijalankan Pemkot Serang," tegasnya.
Di tempat berbeda, Pustakawan Kota Serang, Kamal mengakui, minat baca di Kota Serang masih rendah, hal ini di lihat dari kunjungan Perpustkaan Umum Daerah yang ada di Kota Serang bisa dihitung jari.
"Sehari yang berkunjung ke Perpustakaan Umum Daerah Kota Serang hanya sekitar 20 orang, oleh Karena itu di adakan layanan perpustakaan keliling sesuai dengan jadwal. Kita pun berharap, ke depan gedung perpustakaan yang permanen dan representasi dapat terwujud, dan tidak seperti sekarang nyempil di pojokan," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment