Sabtu, 17 Agustus 2019, bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang
Tahun ke-74 Kemerdekaan. Peringatan hari kemerdekaan ini momentum untuk
merefleksikan diri bagi semua komponen anak bangsa. Masih banyak
pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan di masa mendatang.
Pemberantasan korupsi, meningkatnya isu SARA setelah Pemilu 2019,
melemahnya toleransi antarsesama, radikalisme, kebakaran hutan adalah
sebagian masalah dalam negeri yang harus dituntaskan. Di tataran global,
negeri ini dihadapkan pada situasi perang dagang antara Amerika Serikat
dan Tiongkok serta perlambatan ekonomi global.
Selain itu, kita juga harus siap menghadapi revolusi industri 4.0,
yang membawa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang ke arah lebih
cepat. Menghadapi revolusi industri 4.0, membutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas tinggi.
Saat ini, kualitas SDM Indonesia masih tertinggal untuk masuk ke
industri 4.0. Ini pekerjaan rumah. Walaupun kita punya populasi besar,
nomor 4 di dunia, tapi bicara kesiapan daya saing manusia masih
tertinggal dalam menghadapi 4.0.
Persaingan ketat antarnegara membuat Indonesia tak memiliki pilihan
selain harus bekerja lebih cepat, inovatif, dan efisien. Indonesia harus
membuat lompatan-lompatan kemajuan yang tak pernah dipikirkan. Untuk
menghadapi semua itu, memang dibutuhkan SDM berkualitas canggih yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kualitas SDM seperti inilah yang harus dipersiapkan. Di saat sama,
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila tidak boleh ditinggalkan.
Nilai-nilai dasar ideologi Pancasila seperti nasionalisme dan kerakyatan
perlu diterjemahkan sesuai dengan kondisi dunia yang cepat berubah agar
tidak ketinggalan zaman. Perlu disesuaikan dengan zaman sehingga tidak
keliru merumuskan kebijakan.
Semangat yang dulu dicontohkan para founding fathers, yang diwariskan
dan dicontohkan Bung Karno, harus diterjemahkan di zaman baru yang
mutakhir. Era global ini sarat dengan berbagai persaingan ketat dari
berbagai bidang. Bila SDM tidak siap dan tidak mampu menerjemahkan
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila, akan dilindas zaman.
Untuk itu, isilah kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik bagi
bangsa dan negara. Pada saatnya nanti semua pengabdian untuk negeri akan
tercatat menjadi sejarah bagi generasi penerus. Anak muda jangan pernah
putus asa. Kalian harus selalu optimistis mengisi kemedekaan. Pendiri
republik sudah sepakat, konsepsi bernegara dan berbangsa sudah final,
Pancasila yang rumusan operatifnya dijabarkan melalui UUD’45.
Sebagai rumusan final, Pancasila merupakan haluan ideologis yang
memerlukan implementasi praksis dalam laku keseharian di seluruh aspek
kehidupan, kebangsaan, kenegaraan, dan kemasyarakatan. Karena itu,
mendebatkan kembali relevansi Pancasila sebagai basis ideologis di Hari
Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia,-selain menguras
energi, bangsa ini tidak akan pernah besar.
Medan pertempuran sesungguhnya cara mengaktualisasikan Pancasila
sebagai nilai dan basis moral dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
cita-cita kemerdekaan ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kesejahteraan umum.
Pertanyaannya, sudahkan bangsa ini menjadi cerdas dan rakyatnya
sejahtera, setelah 74 tahun kemerdekaan? Pertanyaan itu perlu kita
munculnya agar bisa mengukur, memperbaiki, dan mengatasi ketinggalan.
Dalam Visi dan Misi Pilpres 2019 maupun pidato tentang Visi Indonesia
di Sentul, Bogor, beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi menjanjikan
periode keduanya fokus pada peningkatan kualitas SDM. Setelah kita
membangun infrastruktur secara besar-besaran, tahapan besar dalam
periode kedua pemerintahannya pembangunan SDM.
Fokus pembanguan bidang SDM pada periode kedua merupakan pilihan yang
tepat. Pembangunan SDM menjadi kunci kemajuan bangsa di masa mendatang.







0 comments:
Post a Comment