SERANG, (KB).- Dalam rangka memperingati Milad
ke-68, Kebudayaan Seni Tari Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir
(Kesti TTKKDH) Provinsi Banten menggelar Festival Keceran Tjimande di
markaz besar DPW II, di Lingkungan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan, Kota
Serang, Rabu (27/11/2019). Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh
unsur Muspida serta masyarakat, dan perwakilan TTKKDH di Banten.
Ketua Panitia Pelaksana Acara Nico Tri Satria mengatakan, kegiatan
tersebut merupakan agenda rutin tahunan, yang diperingati setiap bulan
Maulid. Selain itu, TTKKDH sendiri memiliki ritual khusus untuk
mempertajam mata dalam penglihatan terhadap musuh, yakni keceran mata.
“Makna dari keceran mata sendiri adalah untuk mempertajam panca
indera mata. Sehingga ketika, ada serangan lawan bisa dengan cepat
melakukan perlawanan. Selain itu, keceran juga bisa mengobati sakit yang
berada di area mata,” katanya, disela-sela acara Festival Keceran
Tjimande, Rabu (27/11/2019) malam.
Sebelum melakukan ritual keceran mata, ada sejumlah ritual lainnta
yang dilakukan. Seperti, baluran atau pengurutan pada beberapa bagian
anggota tubuh. “Jadi ada doa-doa sebelum dilakukan ritual. Kami, juga
ada kegiatan santunan kepada yatim piatu dan dhuafa, sebanyak seribu
orang,” ucapnya.
Sedangkan untuk TTKKDH, ia menjelaskan, sudah tembus hingga
mancanegara. Bukan hanya Asia, tapi juga Eropa, tepatnya di Perancis.
“Memang, kalau TTKKDH sendiri sudah go internasional. Ada dari Malaysia,
Brunei, bahkan dari Perancis juga ada disana. Tahun ini pun, perayaan
keceran dilakukan serentak seluruh Indonesia,” katanya.
Serentak
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) II Kota Serang TB Mulyana
mengatakan, sebelum malam puncak, keceran mata telah dilakukan di
seluruh kabupaten/kota di Indonesia secara serentak. “Keceran mata ini
dilakukan terlebih dahulu oleh perwakilan yang ada di seluruh Indonesia
secara serentak di bulan Maulid,” ujarnya.
Nantinya, kata dia, seluruh masyarakat beserta tamu undangan yang
hadir dalam acara akan diberikan satu tetes keceran mata pada kedua
matanya. Sehingga, diharapkan dengan keceran tersebut, mereka bisa
melihat dengan jelas apa yang seharusnya mereka lihat dan apa yang
seharusnya mereka tidak lihat.
Dalam acara juga, beberapa peguron yang ada di Kota Serang
menampilkan aksi bela diri di depan masyarakat dan tamu undangan. Mulai
dari debus, seni bela diri Bandrong dan atraksi lainnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) TTKKDH Banten Deden Apriandhi juga
mengatakan, Provinsi Banten memiliki banyak potensi wisata dan seni
budaya. Salah satunya, Tjimande yang sudah berdiri sejak 68 tahun lalu.
Oleh karenanya, ia meminta kepada pemerintah dan masyarakat untuk tetap
menjaga dan melestarikan seni budaya tersebut.
“Seni budaya merupakan suatu ciri khas dari daerah. Sehingga kita
patut untuk menjaga dan melestarikannya. Seni budaya dan pencak silat di
Provinsi Banten saat ini sedang berkembang. Bahkan, TTKKDH ini sudah
unjuk kebolehannya di kancah internasional. Saya pun yakin, selain
Tjimande ada peguron lainnya yang akan membawa harum nama Banten,”
katanya.








Kalo di Bogor ada juga seni tradisional Jig Prak. Yang permainannya hampir dengan Debus dari Banten 🙂🙏
ReplyDelete