JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajak semua pihak
untuk sama-sama memberantas korupsi dengan dimulai dari hal-hal yang
sederhana.
“Saya bilang kalau SIM (Surat Izin Mengemudi) tidak lulus, jangan nyogok sampai
kapan pun. Jangan melanggar lalu lintas. Jangan buang sampah
sembarangan. Mahasiswa jangan titip absen. Jadi, kita harus lihat dari
yang sederhana,” kata Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, saat menghadiri
Festival Film Antikorupsi 2019 sebagai rangkaian dari kegiatan
peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2019, di Jakarta, Minggu
(8/12). Puncak Hakordia 2019 akan digelar di Gedung Merah Putih KPK
Jakarta pada hari ini, Senin (9/12).
Menurut Saut, peringatan Hari Antikorupsi Sedunia diadakan untuk
membuat sadar bahwa kasus korupsi bisa merusak suatu negara. “Hari
Antikorupsi sesungguhnya agar dunia sadar bahwa korupsi bisa bikin
kiamat suatu negara, kemudian negara jadi bubar. Negara jadi tidak
efisien, tidak efektif, dan terjadi ketidakadilan,” katanya.
Saut memaparkan, isu radikalisme saat ini banyak dari isu korupsi di depannya. “Radikal itu background-nya
macam-macam, radikal agama, radikal ideologi, bahkan radikal ekonomi.
Radikal ekonomi umpamanya kalau dia dilakukan tidak adil, kemudian dia
lakukan ketidakadilan juga,” jelasnya.
Saut menjelaskan, jika ingin berubah, Indonesia mesti meningkatkan
Indeks Persepsi Korupsi. Saat ini, Indonesia berada di angka 38. “Kalau
mau berubah, 2045 dengan Indeks Persepsi Korupsi 50 atau 60, kita harus
mulai dari sekarang. Pedang pemberantasan itu di Kepala Negaranya,”
kata Saut.
Tahun Sulit KPK
Sementara itu, Ketua KPK, Agus Rahardjo, menilai tahun 2019 sebagai tahun yang sulit bagi KPK.
“Kita harus selalu berharap meskipun tahun 2019 ini adalah tahun
berat, mungkin kita juga perlu merenung, jangan-jangan ada strategi baru
yang ingin diperkenalkan oleh panglima pemberantasan korupsi kita. Kita
bicara panglima selalu panglimanya adalah Presiden, kemudian wakilnya
adalah Wakil Presiden,” katanya.
Agus berharap akan ada hasil dari strategi baru itu. Dia meminta
masyarakat ikut mengontrol strategi pemberantasan korupsi ke depannya.
“Oleh karena itu, kita harapkan dengan strategi yang baru,
mudah-mudahan nanti hasilnya memang kelihatan. Oleh karena itu, kita
yang di KPK maupun dari civil society maupun seluruh komponen bangsa dalam mengontrol, harus selalu mengingatkan bahwa perjuangan kita masih panjang,” ucap dia.
Menurutnya, saat ini korupsi masih menjangkiti negara ini. Untuk melawan itu, perlu daya tahan dan kesabaran yang tinggi
0 comments:
Post a Comment