PEMIMPIN amanah dan benar-benar membela kepentingan rakyatnya adalah
sebuah keberkahan yang hanya diberikan bagi umat yang taat kepada Allah
SWT. Sebagai contoh, amatlah tidak mungkin sebuah kelompok rampok
dipimpin oleh seorang ustadz. Pun sebaliknya, tak mungkin seorang
penjahat memimpin kelompok para alim ‘ulama.
Tak jarang, seorang pemimpin menjadi cerminan siapa yang dipimpinnya. Menurut Rasulullah SAW, pemimpin yang tidak amanah disebut salah satu ciri kiamat segera terjadi. Seperti dalam sebuah hadits:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, tatkala Nabi SAW berada dalam
suatu majelis, sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang
Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat?” Rasulullah SAW. terus
melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah SAW
mendengar apa yang ditanyakan, tetapi tidak menyukai apa yang
ditanyakannya . Berkata sebagian yang lain, “Rasulullah SAW tidak
mendengar.” Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan perkataannya, beliau
bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata orang Badui itu,
“Saya wahai Rasulullah SAW,“ Rasul saw. berkata, “Jika amanah
disia-siakan, maka tunggulah Kiamat”. Bertanya (orang badui) “Bagaimana
menyia-nyiakannya?” Rasulullah SAW menjawab, “Jika urusan diserahkan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat” (HR Bukhari).
Ada beberapa ciri pemimpin yang tidak amanah dan bisa mengancam kehidupan kaum yang dipimpinnya, di antaranya:
1. Tak memenuhi syarat sebagai seorang pemimpin. Menurut kesepakatan
para ulama, syarat seorang pemimpin adalah: Islam, baligh dan berakal,
lelaki, mampu (kafaah), dan sehat anggota badannya.
2. Pemimpin yang hanya mementingkan dirinya sendiri, keluarga, sahabat atau kelompoknya sendiri.
3. Pemimpin yang berbuat dzhalim. Ia memimpin hanya untuk meraih
kekuasaan, uang, dan mendapat fasilitas dari negara. Rasulullah SAW
bersabda:
“Sesungguhnya akan datang di tengah-tengah kalian ,para pemimpin sesudahku, mereka menasihati orang, di forum-forum dengan penuh hikmah, tetapi jika mereka turun dari mimbar mereka berlaku culas, hati mereka lebih busuk daripada bangkai. Barang siapa yang membenarkan kebohongan mereka, dan membantu kesewenang-wenangan mereka, maka aku ,bukan lagi golongan mereka, dan mereka bukan golonganku, dan tidak akan dapat masuk telagaku. Barang siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka, dan tidak membantu kesewenang-wenangan mereka, maka ia adalah termasuk golonganku, dan aku termasuk golongan mereka, dan mereka akan datang ke telagaku.” (HR. At-Thabrani).
“Sesungguhnya akan datang di tengah-tengah kalian ,para pemimpin sesudahku, mereka menasihati orang, di forum-forum dengan penuh hikmah, tetapi jika mereka turun dari mimbar mereka berlaku culas, hati mereka lebih busuk daripada bangkai. Barang siapa yang membenarkan kebohongan mereka, dan membantu kesewenang-wenangan mereka, maka aku ,bukan lagi golongan mereka, dan mereka bukan golonganku, dan tidak akan dapat masuk telagaku. Barang siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka, dan tidak membantu kesewenang-wenangan mereka, maka ia adalah termasuk golonganku, dan aku termasuk golongan mereka, dan mereka akan datang ke telagaku.” (HR. At-Thabrani).
4. Pemimpin yang menyesatkan umat. Ini adalah tipe pemimpin yang
paling dikhawatirkan Rasulullah SAW. Pemimpin seperti ini adalah
pemimpin yang berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari Dajjal laknatullah.
Rasulullah SAW bersabda: “Selain Dajjal, ada yang lebih aku takuti atas umatku; yaitu para pemimpin yang sesat.” (HR Ahmad).
5. Pemimpin yang merusak tatanan sosial masyarakat. Seperti
merajalelanya kemaksiatan, kejahatan, narkoba, perzinaan, dan tindakan
kriminal lainnya.
Kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekadar kontrak sosial,
antara pemimpin dengan rakyatnya, namun merupakan perjanjian antara dia
dengan Allah SWT. Karena itu tanggung jawab seorang pemimpin jauh lebih
besar dari yang lainnya, karena tanggung jawab pemimpin adalah dunia
akhirat. []
0 comments:
Post a Comment