![]() |
HAMDI MULUK Guru Besar Fakultas Psikologi UI |
Pencegahan Covid-19 I Belum Ada Konsistensi Penurunan Kasus Baru
JAKARTA – Manajemen informasi adalah hal penting yang harus dilakukan
di tengah pandemi Covid-19 untuk memengaruhi perilaku masyarakat.
Pemerintah atau siapa pun harus memastikan bahwa seluruh komunikasi ke
masyarakat tentang seluk beluk Covid-19 ini sampai secara proporsional,
tepat, akurat, dan tidak ada informasi yang simpang siur atau keliru.
“Informasi tidak boleh hanya dipenuhi oleh isu negatif yang dapat
menakuti khalayak. Ketakutan itu dapat menyebabkan individu menjadi
paranoid dan mengalami stres berlebihan,” kata ahli psikologi politik
yang juga Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi
Muluk, dalam konferensi pers di Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19, di Graha BNPB, Jakarta, Minggu, (11/5).
Hamdi menjelaskan terlalu banyak informasi yang bersifat menakuti
dampaknya dapat dilihat dari beberapa tindakan diskriminasi yang terjadi
di masyarakat dalam beberapa hari terakhir seperti penolakan terhadap
petugas kesehatan dan jenazah pasien Covid-19.
Tapi, Hamdi juga menekankan bahwa sebaliknya informasi yang
disebarkan tidak boleh yang bersifat menyepelekan Covid-19 dan dampak
yang ditimbulkannya terhadap berbagai aspek kehidupan.Jika hal itu
terjadi maka masyarakat dapat menjadi tidak peduli dan tidak
memperhatikan protokol kesehatan untuk mengurangi angka infeksi
penyakit yang disebabkan virus korona jenis baru itu.
“Manajemen informasi itu kata kunci karena akan memengaruhi pola
pikir, emosi, dan cara orang berperilaku. Manajemen informasi yang
tidak tepat akan menimbulkan informasi ambigu atau bahkan keliru yang
bisa memicu terjadinya banjir hoaks dan berkembangnya teori konspirasi
di masyarakat,” tegas Hamdi.
Hamdi mengatakan pemerintah Indonesia sudah melakukan metode
penanganan pandemi Covid-19 yang juga diterapkan seluruh negara
terdampak. Namun, kata dia, metode penanganan berupa
kebijakan-kebijakan itu perlu dukungan masyarakat agar efektif.
Masih Menyebar
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19,
Achmad Yurianto, mengatakan belum ada konsistensi penurunan kasus baru
penyakit itu di beberapa daerah. “Dalam kecenderungan data yang kita
dapatkan pada satu minggu terakhir tampak adanya fluktuasi,” kata
Yurianto di konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta.
Dia mengatakan di beberapa daerah, ada kecenderungan konsisten
meningkat dengan jumlah (infeksi) yang semakin sedikit, namun di
beberapa daerah ada juga yang tidak konsisten.
Fluktuasi angka penambahan kasus positif Covid-19 terlihat dari pola
beberapa hari terjadi sedikit penambahan, namun di hari-hari terakhir
terjadi penambahan yang cukup signifikan.
Di beberapa daerah, kata Yurianto, masih belum terlihat pola grafik
yang konsisten. Hal itu membuat otoritas tidak bisa menebak pola dari
hari ke hari. fdl/Ant/P-4
0 comments:
Post a Comment