JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
menetapkan empat kabupaten berstatus awas atau kode merah kekeringan
meteorologis. Keempat kabupaten itu yakni tiga kabupaten/kota di Nusa
Tenggara Timur (NTT) dan satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Status awas ini tertuang dalam Surat Peringatan Dini Kekeringan
Meteorologis yang dikeluarkan Deputi Klimatologi BMKG pada akhir pekan
lalu.
“Tiga kabupaten/kota di NTT yaitu Kota Kupang, Kabupaten Belu,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan satu kabupaten di NTB yaitu
Kabupaten Dompu,” ungkap BMKG keterangan tertulis, Minggu (26/7).
BMKG juga menetapkan 58 kabupaten/kota yang berstatus siaga atau kode
oranye yang tersebar di NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. BMKG menyatakan bahwa saat ini 69
persen wilayah telah memasuki musim kemarau seiring sirkulasi angin
monsun Australia yang dominan dan bersifat kering dari arah
timur-tenggara.
Wilayah yang memasuki musim kemarau ini tersebar di sejumlah daerah.
Sebanyak 31 persen di antaranya telah mengalami kondisi kering secara
meteorologis dihitung berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan (HTH)
berturut-turut atau deret hari kering yang bervariasi mulai dari 21–30
hari, 31–60 hari, dan di atas 61 hari.
Wilayah yang sudah mengalami deret hari kering lebih dari 30 hari,
yakni Bali (Bangli, Buleleng, Karangasem, Klungkung, Denpasar),
Yogyakarta, Jateng (Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Sukoharjo,
Wonogiri), Jatim (Bangkalan, Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Kota
Surabaya, Lamongan, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pacitan,
Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo), NTB, NTT,
dan Kepulauan Selayar-Sulsel.
Berpotensi Banjir
Meski sejumlah wilayah di selatan Indonesia mengalami musim kemarau,
BMKG meminta masyarakat yang tinggal di daerah ekuator mewaspadai
potensi curah hujan yang berisiko banjir.
“Daerah yang tidak atau belum mengalami musim kemarau, terutama
dekat ekuator, perlu waspada potensi curah hujan tinggi hingga sangat
tinggi yang berisiko banjir,” katanya.
Berdasarkan perkiraan curah hujan probabilistik BMKG, beberapa
wilayah yang berpotensi banjir dengan kategori tinggi yaitu sebagian
Sulawesi Tengah dan Papua.
Sementara potensi banjir dengan kategori menengah ada di sebagian
Aceh, Sumut, Sumbar, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng,
Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
0 comments:
Post a Comment