CILEGON - Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu (DKPP) menilai tingkat kerawanan Pemilihan Wali
Kota (Pilwalkot) Cilegon 2020 cukup tinggi. DKPP mengingatkan agar KPU
hingga Bawaslu tidak menjadi mesin politik calon kepala daerah.
Komisioner DKPP, Alfitra Salamm mengatakan Kota Cilegon merupakan salah satu daerah yang kerawanan pilkadanya cukup tinggi.
"Saya kira tingkat kerawanan (Pilkada) Kota Cilegon itu cukup
tinggi terutama dari segi kontestasi sehingga ini menjadi pedoman,
menjadi acuan referensi bagi KPU-Bawaslu ini sudah warning, hati-hati
buat tingkat potensi konfliknya luar biasa," kata Alfitra kepada awak
media ditemui di salah satu hotel di Kota Cilegon, Kamis (23/7).
Mengacu pada penilaian itu, Alfitra meminta seluruh komponen di KPU
hingga Bawaslu Cilegon agar tidak menjadi mesin politik bagi salah satu
calon. Ia mengingatkan agar penyelenggara Pemilu tetap netral sesuai
ketentuang perundang-undangan.
"Sehingga kami minta KPU-Bawaslu bekerja secara benar tidak ada
penyelenggara Pemilu menjadi bagian mesin dari peserta, jangan sampai
ada," kata dia.
Lebih lanjut Alfitra mengatakan, jika masyarakat menemukan ada
indikasi komisioner KPU-Bawaslu tidak netral dan berpihak ke salah satu
calon, ia meminta agar masyarakat tidak segan melaporkan ke DKPP.
"Kalau ada bagian KPU-Bawaslu menjadi bagian mesin calon tolong diingatkan, tolong dilaporkan ke DKPP," ujarnya.
Ditempat yang sama, Ketua KPU Cilegon Irfan Alfi menegaskan
pelaksanaan Pilkada 2020 sesuai ketetapan atau norma yang ada dalam
PKPU. Ia berharap terjadi transfer pengetahuan dari peserta, ke
penyelenggara atau pengawas yang dibawahnya.
“Tujuan kita sama menciptakan pemilu yang berkualitas,” ungkap Irfan.
Irfan pun berpesan, kepada jajarannya di KPU Cilegon, atau badan ad
hoc ditingkat kecamatan atau kelurahan dalam pelaksanaan pilkada harus
menjaga Integritas.
“Paling tidak kita melakukan ikhtiar maksimal sesuai tugas dan fungsinya,” tandasnya.
0 comments:
Post a Comment