Acara kerja sama ILUNI UI, RSUI, dan Arogya.ai di Auditorium RSUI, Kampus UI Depok. ©2021 |
JAKARTA- Mendukung operasional Rumah Sakit UI (RSUI), Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bermitra dengan perusahaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), Arogya.ai, untuk menciptakan inovasi dalam layanan kesehatan.
Kerja sama ini memanfaatkan teknologi AI berbasis infrastruktur telematika untuk mendukung supply chain dan administrasi di rumah sakit pendidikan RSUI.
Andre Rahadian, Ketua Umum ILUNI UI, menjelaskan AI dan big data menjadi prasyarat satu institusi untuk maju. Saat ini pandemi menimbulkan disrupsi di supply chain dan semua port terhambat karena supply barang terhambat sehingga berdampak menjalar sampai sekarang. Maka itu, kemampuan memprediksi ke depan dengan AI jadi krusial untuk menentukan sukses dan kelancaran kegiatan di rumah sakit.
Kerja sama ini merupakan "Hasil Temu" dan tonggak baru kerja sama dengan almamater UI dan perusahaan milik alumnus UI yang diorkestrasi ILUNI UI. Salah satu misi ILUNI UI memang menghubungkan alumnus untuk memberi manfaat kepada RSUI sebagai salah satu teaching hospital terkemuka di Indonesia dan bangsa.
“Logistik atau supply chain selama pandemi jadi sangat penting. Seperti yang kita tahu, ada kelangkaan obat, kelangkaan alkes di rumah sakit. Kalau kita tahu, bisa kita prediksi dari awal kebutuhan-kebutuhannya. Karena kemampuan ada, tapi materialnya yang tidak ada. Jadi mudah-mudahan makin banyak alumnus yang membawa expertise-nya ke kampus,” kata Andre dalam acara penandatanganan kerja sama ILUNI UI, RSUI, dan Arogya.ai di Auditorium RSUI, Kampus UI Depok, Jumat (5/11).
Andre berharap kolaborasi antar-banyak pihak dengan partisipasi alumni dan expertise bisa menjadi legacy yang bisa dikembangkan. ILUNI UI sebagai organisasi alumnus UI siap menjadi medium mempertemukan semua kepentingan, baik dari universitas dan almamater untuk kemajuan bersama.
Direktur Utama RSUI Astuti Giantini menyambut gembira kerja sama ini. Dia menekankan pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung rumah sakit meningkatkan layanan kesehatan. Dukungan ini tidak hanya di masa pandemi, tapi diharapkan berlanjut hingga masa post-pandemic.
“Peranan teknologi justru semakin dibutuhkan. Untuk itu, kami sangat mengapreasiasi hadirnya inovasi pemanfaatan teknologi AI di RSUI,” ungkapnya.
Dirut RSUI menjelaskan kerja sama memungkinkan RSUI memanfaatkan teknologi AI untuk urusan supply chain hingga administrasi rumah sakit. Harapannya, teknologi ini dapat menekan biaya operasional supaya lebih efisien.
“Hal ini juga menjadi langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan efektif demi peningkatan layanan kesehatan terintegrasi teknologi tinggi,” ucapnya.
Sementara, Founder dan CEO Arogya.ai Victor Fungkong menjelaskan supply chain sangat vital dalam sistem pelayanan rumah sakit. Namun, manajemen rumah sakit sering kali melakukan pembelian berdasarkan forecast kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis menurut analisis statis dan bukan berdasarkan analisis dinamik. Akibatnya forecast tersebut menjadi kurang akurat sehingga overstock/understock.
Namun, dengan sistem order dan inventory management berbasis AI, managemen rumah sakit sangat dibantu untuk dapat membuat keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan dan peralatan medis secara akurat.
“Arogya hadir memberikan solusi untuk membantu optimalisasi management supply chain layanan kesehatan di Indonesia. Order manager, inventory manager, dan h-commerce yang diciptakan Arogya adalah AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia dan diciptakan di Indonesia untuk layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” kata Victor.
Ketua ILUNI 4.0 Fithra Faisal menambahkan fasilitasi kerja sama antara Arogya AI dan RSUI merupakan bagian tak terpisahkan dari program-program Center 4.0 yang selalu mengedepankan prinsip kolaborasi dan inovasi.
0 comments:
Post a Comment