![]() |
JAKARTA (KONTAK BANTEN) – Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menilai bahwa bangsa Indonesia telah berubah, salah satunya terkait karakter masyarakat. Menurutnya, sekarang ini makin sulit menemukan warga yang mengenal sopan-santun, ramah tamah, dan asas kepantasan.
“Bangsa ini telah berubah, berubah menjadi bangsa kaku, individualistik, transaksional, dan pragmatis. Itulah Indonesia hari ini, kita terjebak dalam Indonesia yang munafik,” kata Surya dengan nada tegas, di hadapan ratusan ribu kader dan simpatisan Nasdem dalam pidato politiknya di acara “Apel Siaga Perubahan”, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (16/7).
Atas dasar itu, Surya menegaskan bahwa partainya ingin menggerakkan semangat perubahan untuk Pemilu 2024. Salah satu wujud gerakan itu ialah dengan mengusung bakal calon presiden (bacapres) dengan tagline perubahan, yaitu Anies Baswedan.
Meskipun sosok yang diusung itu bisa saja diartikan dengan kesalahpahaman.
“Tapi bukan berarti, kalau memang niat baik kesalahpahaman, salah pengertian, kemudian kita merasa terjepit tertekan tertindas terhalangi kemudian kita menyerah? Tidak!” katanya.
Paloh lantas mengungkap alasan mengapa partainya mengusung Anies. Salah satunya, Anies dianggap sebagai sosok yang menghormati pluralisme. Nasdem pun akan membuktikan hal itu kepada masyarakat.
“Kenapa kita harus memilih Anies Baswedan? Karena kita mau membuktikan, plurarisme yang kita hargai bukan hanya di bibir, tapi juga dalam praktek kehidupan yang nyata,” katanya.
Selain itu, Surya Paloh menyebutkan, gagasan revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum optimal. Ia mengatakan, pada 2014, Nasdem mendukung Jokowi untuk menjadi presiden karena yakin bisa membawa perubahan.
“Kita memberikan dukungan secara totalitas, kenapa? Karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi, gagasan, dan pemikiran (Jokowi) yang sama dengan apa yang kita miliki,” ujar Surya Paloh.
Namun, ia menganggap gagasan dan ide Jokowi itu belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. “Tapi, sayang seribu sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani kita nyatakan tenggelam,” ujar Surya Paloh. ***
0 comments:
Post a Comment