Gendang politik sudah ditabuh. Secara Fenomenal pro-kontra terhadap
penguasa saat ini nampak begitu jelas arah pergerakan politik tapi secara
nomenal nampak sulit untuk dibaca.
Fenomenal artinya, sepintas dari opini dan
argumentasi seolah olah membentuk dukungan kepada sosok tertentu.
Dan
secara nomenal, ada maksud yang tidak diketahui kecuali hanya dirinya
sendiri, hanya wacana sebagai daya tawar posisi saja, misalnya.
Juga, dikatakanpro, terbaca dengan argumentasi-argumentasi yang cukup
logis dan rasionalistik dalam menggiring opini pencitraan bahwa sosok
pemimpin Banten yang berkuasa saat ini, masih tetap yang terbaik. Tiada
hari tanpa publikasi. Informasi program dan kedinasan tanpa henti. Ini
seakan menyampaikan pesan kepada publik bahwa kami akan, sedang, sudah
dan terus bekerja sebagai bentuk tanggungjawab amanah jabatan dari
rakyat, dengan penuh keikhlasan.
Kritikan atas APBD Banten yang
khawatir dimanfaatkan oleh Incumbent. Tanpa terasa makna pembangunan ke
semua lapisan masyarakat karena hanya dinikmati oleh sekelompok orang
tertentu saja.
Ketidak puasan karena dianggap gagalnya pembangunan Banten
dan masih banyak wacana-wacana lain. Nada-nada nihilisasi ini selain
kontra, juga menciptakan opini dan seakan menyampaikan pesan bahwa
sebenarnya pemimpin saat ini tidak sebegitu baik.
Dialektika ini (pro - kontra) dikira wajar atau mungkin mesti dalam
perang politik. Opini dan argumentasi itu muncul bukan terletak pada
masalah opini dan argumentasi itu sendiri tetapi dari mana dan siapa ini
muncul. Latar belakang kepentingan akan berpengaruh pada statementnya.
Alhasil, dialektika yang disuguhkan kepada publik,secara tidak langsung
ingin dan mengajak kepada rakyat untuk menentukan pilihan “si ini”, “si
itu” atau siapa?
Mencoba menghitung dan tanpa tendensi apapun penulis menganalisa secara
teoritis akan kekuatan dan kelemahan pelaku-pelaku politik di Banten
dalam pementasan Pemilhan Bupati, Pemilihan Wali kota Tangsel Dan Pemilihan Walikota Cilegon Wali kota Tangerang, Wali Kota Serang 2024 nanti.
Kendati sederhana senantiasa menjadi
bahan inspirasi strategi politik karena memang politik bukan ilmu
eksakta yang segala sesuatunya mengedepankan dan membutuhkan kepastian.
Sehingga hasil analisa ini seakan harus pasti, tapi sekedar prediksi,
pasti hasilnyapun belum tentu pasti .
Strenght And Weakness Analitic
Dengan politik, birokrasi akan lancar dan dengan
politik pula birokrasi kadang sulit untuk ditembus. Maka dalam hal ini,
mendekati pada pesta demokrasi bukan hal yang tidak mungkin bahwa karena
politik, struktur jabatan akan memainkan peran hebat terhadap birokrasi
pada berbagai level. Dari tingkat propinsi sampai pada tingkat desa.
Kedua,finansial. Dari finance capital, incumbent dapat dikata bukan
suatu hambatan, selain dari penyokong - APBD yang begitu naik
signifikan membuat sebuah kekhawatiran terutama dari kelompok kontra.
Ketiga, Jaringan relawan. salah satu
kekuatan mesin politik yang tentu tidak boleh dianggap tanpa arti.
Terbukti Andika Hazrumy bersama Relawan tersistim , salah satunya, mampu dan sukses
menjadi Wakil Gubernur Banten bersama WH dan Jaringan Relawan Politik Juga Yang Mengantarkan Heldy Agustian dan Sanuji Pentartama Sebagai Walikota Cilegon dan Syafrudin Dan Subadri Sebagai Walikota Serang Walaupun dalam Kemimpinan Tidak Dampak Sedikit Kontrubusi Terhadap Relawan Yang Mengusung
Keempat,
Investasi politik. Untuk membangun kekuatan
politik di setiap daerah maka sudah barang tentu melakukan upaya dan
langkah-langkah strategisnya.
Airin adalah Walikota Tangerang Selatan salahsatunya, merupakan contoh nyata
Insvestasi politik. Menancapkan kuku-kuku kekuasaan, meminjam bahasa
Mohammad Sofiyan, dalam Gagasannya
Namun bisakah ini semua menjadi kekuatan-kekuatan politik? Tentu, dikira
belum, karena muncul pertanyaan sudah sejauh manakahpengaruh struktur
jabatan, birokrasi, investasi politik dan pendukung-pendukung lainnya
bisa dirasakan oleh rakyat secara langsung dalam kemaslahatannya selama Tatu Chasanah memimpin Bupati Kabupaten Serang .
Emansipasi
politik perempuan di Banten, yang ditulis dalam gagasannya, misalnya
perlu diapresiasi. Betulkah sudah dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat Banten sampai ke akar bawah?
Dan sudah tahukah bahwa bantuan
dan program pedesaan adalah sebagai hasil kebajikan dan kebijakan
Pemimpin saat ini? Sekalipun “iya” bisa jadi, informasi yang
tidak publikatif sementara mayoritas masyarakat miskin akan informasi,
alih-alih menikmati enaknya makna pembangunan akan berpengaruh terhadap
trust. Muhsinin dengan mencontohkan kasuistik, ini mencerminkan
kesadaran akan masih adanya kelemahan pemimpin saat ini. Karena bisa
jadi masih banyak – terutama pedesaan belum tersentuh oleh pemerintah.
Tapi yang pasti terasa ataupun tidak, arti pembangunan, masyarakatlah
sebagai The final Decider.
Kemudian
asumsi dualisme kepemimpinan, siapa
sebenarnya pemimpin Banten? Ini juga, merupakan kelemahan selanjutnya.
Lalu bagaimana dengan akan hadirnya nama-nama lain yang akan manggung di
politik? Wacana menjalin kasih politik antara muncul Trah Pemimpin Baru
di Pilkada Serentak 2024 akan membuat pertarungan Politik semangkin
Sengit Seperti di Pandeglang Keluarga Bupati Lebak Akan Bertarung di
Pilkada Gubernur Banten 2024 Keluarga Besar Ratu Atut Chosiyah dan Keluarga
Dimyati Natakusumah menarik untuk diamati atau setidaknya dibicarakan.
tokoh tokoh pemimpin ini sedikit berbeda karakter dalam kepemimpinan tapi
mempunyai One Oriented dan dianggap mampu membangun pembangunan yang
lebih baik lagi ketika melihat Kota dan Kabupatennya dipimpin saat ini
sebagai referensi. Adalah tentu mempunyai kekuatan yang luar biasa pula
ketika dilihat bahwa struktur, birokrasi, finansial, dan jaringan-
jaringan tidak akan berbeda jauh dengan incumbent.
Yang Lebih Menarik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Dakwah Yang Cukup Solid dalam Gelaran Pilkada dan Pilpres karena Partai ini memiliki Kader yang militan Ketika Partai ini menunjuk Figur Calon Gubernur Banten H Gembong R Sumedi Dan Bakal Calon Wali Kota Serang 2024 Maka Ketetapan Dewan Suro Akan di Ikuti oleh Seluruh Simpatasian maupun Kader di bawahnya begitupun Ketika Menentukan Capres Anies Bawesdan Bakal Calon Presiden 2024
mereka yang ungul yang langsung bersentuhan di masyarakat pun agak sedikit jadi
kendala. Tapi yang
menjadi kelebihan dan sekaligus kekuatan adalah
bagaimana partai dakwah ini kadang mampu menciptakan tokoh, kader-kader
yang militan dan solid, maka dimungkinkan bisa menghantarkan kadernya
untuk menjadi yang terbaik memimpin Banten. Terbukti dari pemilu ke
pemilu baik skala Nasional maupunlokal tetap menunjukan prestasi yang
relatif bagus. Pun terjadi kehilangan suara, tidak begitu signifikan.
Andai Ada Dua Kubu Politik
Tanpa malu dan memberanikan diri walau ada sedikit rasa takut bahwa
sudah dan bukan menjadi rahasia lagi sesungguhnya konstalasi politik
sampai saat ini masih didominasi oleh Politik Incumbent.
Muncul Slogan
Perubahan Akan Banten, maka seakan jelas ingin merebut kekuasaan
penguasa. PDIP, Demokrat, PKS, dan GERINDRA misalnya,merupakan
partai-partai kontra akan incumbent.
berainya di partai-partai atau calon independen di kemudian
hari yang arah politiknya berjalan sendiri. Karena perceraian politik,
maka akhirnya mesin-mesin politikpun akan berpisah.
Sekaligus Slogan
Perubahan dilakukan dengan caranya masing-masing, matikah?
Penulis mengandaikan-Andai saja yang dibangun adalah orientasi politik
dan idiologi bersama di luar Incumbent– sehingga pasti hanya ada dua
kubu kekuatan politik, antara pro dan kontra akan incumbent. Maka bukan
saja slogan perubahan semakin menyatu serta bertambah kuat tapi akan
semakin nampak jelas pula sejauh mana kekuatan politik antara keduanya.
Atau muncul banyak pasangan calon maka berarti Banten kaya akan
kekuatan-kekuatan politik dan berpotensi lahirnya imperium-imperium
baru.
Penutup
Altuser dalam teorinya mengatakan bahwa masyarakat dipersatukan bersama
oleh faktor idiologi atau mufakat bukan oleh ekonomi. Atau nada mirip
tapi tidak sama dan maksud tidak jauh berbeda, Aristoteles menyebutnya
bahwa negara dibangun karena kepentingan subyektif dan kepentingan
obyektif, arti lain negara terbentuk atas dasar kepentingan individu dan
umum. Maka siapapun yang terpilih adalah merupakan kemenangan yang
berangkat dari masing-masing individu rakyat seutuhnya. Kekuasaan bukan
untuk menciptakan kaum serakah, bukan pula membangun yang kaya semakin
kaya, dan menindas yang miskin semakin miskin. bukan karena
kemandirian semata yang dicita citakan tapi kue pembangunan semua sektor
ingin dirasakan oleh semua masyarakat tanpa terkecuali. Amien...
Ketua Relawan Tanpa Warna
FAUZI KAMILA SH
0 comments:
Post a Comment