TANGERANG (KONTAK BANTEN) – Akibat fenomena El-Nino atau kemarau panjang yang menerjang Kabupaten Tangerang, petani padi dan sayuran di Kecamatan Sindang Jaya, menderita kerugian. Karena banyaknya lahan yang kering sehingga mengakibatkan gagal panen.
Salah satu petani sayur di wilayah Kecamatan Sindang Jaya, Ridwan (58) mengatakan, kemarau di tahun 2023 ini merupakan kemarau yang cukup panjang, sehingga membuat para petani kewalahan akibat kurangnya pasokan air untuk lahan pertanian.
Menurut Ridwan, rata-rata tanaman sayuran yang petani tanam di wilayah Sindang Jaya gagal panen, karena kekeringan. Alhasil, mengakibatkan kerugian hingga puluhan juta.
“Biaya produksi bertambah, penghasilan berkurang. Jadi sekarang biaya petani lumayan banyak modalnya, tidak seperti musim hujan. Dalam per hektar itu sekarang bisa sampai Rp 20 juta sampai Rp15 juta,” kata Ridwan kepada Satelit News, Senin (9/10).
Menurut Ridwan, kemarau panjang ini telah membuat para petani merugi hingga 30 persen. Pasalnya, akibat kemarau panjang biaya produksi menjadi naik 50 persen. Selain itu, hasil panen pun dirasa kurang maksimal.
“Air ada kalau mau berkorban modal buat menyedot air. Biasanya seminggu lima ratus ribu, sekarang dua kali lipat sampai tiga kali lipat buat modal bensinnya aja,” ujarnya.
Ridwan menyebutkan, akibat musim kemarau tersebut, sejumlah lahan tanaman sayur juga mengalami tandus (lahan mati) yang menyebabkan tanaman petani itu mengering. Kondisi tersebut pun, bisa mengancam pada persediaan pangan, khususnya sayuran bagi kebutuhan hidup masyarakat di Kabupaten Tangerang.
“Dibilang rugi ya rugi, orang kerjaannya kayak gini, mau ditinggalin, terus mau usaha apa. Memang pendapatan jadi tipis, ada lebihnya cuma nggak kayak musim hujan,” ungkapnya.
Untuk mengatasi permasalahan itu, lanjut Ridwa, sementara ini para petani memanfaatkan galian sumur bor sebagai media penyiraman tanaman sayur, yang masih belum dipanen oleh pihaknya.
“Sementara ini kita manfaatkan sumur bor. Meski membuat waktu untuk mengairi lahan menjadi bertambah,” tuturnya.
Kendati demikian, pihaknya berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang bisa segera membantu dan mengatasi permasalahan pemenuhan air untuk lahan pertanian tersebut.
“Kami berharap pemerintah bisa segera membantu kami dalam pompanisasi untuk mengaliri lahan pertanian kami,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika mengatakan, bahwa pihaknya akan memberikan sumur bor. Namun, pihaknya tentu akan meninjau terlebih dahulu, karena dikhawatirkan meski diberikan sumur bor tetapi air tetap tidak keluar.
0 comments:
Post a Comment