Seorang warga saat sedang mengambil air bersih di Lingkungan Gunung
Batur, Kelurahan Mekar Sari, Kota Cilegon, Banten, Rabu (30/7/2025).
KOTA CILEGON KONTAK BANTEN Kekeringan yang terjadi selama sepekan terakhir memaksa sejumlah warga di Lingkungan Gunung Batur, Kelurahan Mekar Sari, Kota Cilegon, Banten, untuk bergantung pada satu sumber air yang berada di dalam kawasan hutan.
Salah seorang warga, Sumiati (45), di Cilegon, Rabu, menuturkan bahwa mata air di hutan itu kini menjadi satu-satunya tumpuan di tengah sulitnya mendapatkan air di wilayah permukiman mereka. Ia mengaku harus berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.
Kondisi tersebut membuat warga harus menempuh perjalanan yang tidak mudah setiap harinya. Mereka terpaksa berjalan kaki menyusuri jalan setapak sejauh kurang lebih satu kilometer untuk mencapai lokasi mata air demi mendapatkan air bersih.
Air yang diambil dengan susah payah itu, lanjutnya, digunakan untuk seluruh kebutuhan esensial rumah tangga. Kebutuhan tersebut mencakup keperluan vital seperti untuk memasak, air minum, hingga untuk aktivitas mandi dan mencuci pakaian.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Ahmad (52). Ia menjelaskan besarnya volume air yang harus diangkut untuk mencukupi kebutuhan harian. Dalam sehari ia bisa mengangkut hingga puluhan liter air menggunakan jeriken.
"Sehari bisa bolak-balik mengangkut sampai 10 jeriken. Airnya dipakai untuk masak, minum, mencuci, dan mandi," ujar Ahmad.
Ia juga menegaskan betapa krusial nya sumber air tersebut bagi kelangsungan hidup warga di lingkungannya.
"Kalau tidak ada mata air ini, kami tidak tahu lagi harus mencari air ke mana," tambahnya.
Oleh karena itu, warga berharap kondisi kemarau ini dapat segera berakhir atau pemerintah setempat dapat memberikan solusi berupa bantuan distribusi air bersih untuk meringankan beban mereka.
0 comments:
Post a Comment