TANGERANG KONTAK BANTEN Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Banten, Prof. Dr. H. E. Syibli Syarjaya, menyoroti realisasi penghimpunan zakat di Kabupaten Tangerang yang masih jauh dari potensi yang ada. Hal ini ia sampaikan usai pembukaan proses wawancara calon pimpinan Baznas Kabupaten Tangerang periode 2025–2030, di Setda Kabupaten Tangerang, Tigaraksa, Selasa (12/8/2025).
Menurutnya, potensi zakat di Kabupaten Tangerang diperkirakan mencapai Rp3,8 triliun per tahun, menjadikannya yang terbesar se-Provinsi Banten. Namun sampai saat ini, penghimpunan zakat oleh Baznas Kabupaten Tangerang baru mencapai sekitar Rp8,5 miliar. Diharapkan, Baznas Kabupaten Tangerang di tahun 2025 ini, dapat mencapai target penghimpunan zakat sebesar Rp15 miliar.
“Kami berharap proses verifikasi faktual ini benar-benar melahirkan calon pimpinan Baznas yang berdedikasi dan kapabel, yakni punya kemampuan untuk mengumpulkan zakat di Kabupaten Tangerang. Mereka harus punya visi, misi, dan program konkret lima tahun ke depan, agar mendapat kepercayaan masyarakat dan pemerintah, sehingga masyarakat bisa membayarkan atau menunaikan zakat,” ujarnya.
Menurut Syibli, data Baznas Provinsi Banten, target pengumpulan zakat di seluruh provinsi Banten mencapai Rp34,5 miliar pada 2025, dengan rincian Kabupaten Serang ditargetkan Rp31 miliar dan Kabupaten Tangerang Rp15 miliar. Namun, capaian Kabupaten Tangerang saat ini baru sekitar Rp8,5 miliar.
“Kami masih terus melakukan pendampingan. Bagi saya, kalau Baznas Kabupaten Tangerang baik, maka Baznas seluruh Provinsi Banten juga baik. Sebaliknya, jika satu daerah lemah, akan berdampak pada citra kelembagaan kami secara keseluruhan,” kata Syibli.
Saat ditanya potensi penghimpunan zakat di Provinsi Banten, Prof Syibli mengungkapkan, potensi zakat se-Provinsi Banten diperkirakan mencapai Rp11,03 triliun.
Prof. Syibli juga menekankan, pentingnya sinergi antara Baznas dan kepala daerah, mengingat posisi Baznas sebagai lembaga pemerintah nonstruktural sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011.
“Baznas bukan organisasi masyarakat, bukan ASN, tapi lembaga resmi. Maka kepala daerah dan perangkatnya wajib bersinergi dalam pengumpulan dan program. Banyak program sosial Pemprov yang tidak bisa dibiayai APBD, dan Baznas hadir untuk itu—selama itu menyasar mustahik,” tandasnya.
Di akhir, Syibli berharap agar proses seleksi ini benar-benar menghasilkan calon pimpinan yang kredibel, kapabel, dan bekerja dengan penuh komitmen. “Harapan saya, terpilih pimpinan yang bisa bekerja dengan sungguh-sungguh, amanah, dan membawa Baznas Kabupaten Tangerang lebih maju,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sebanyak 10 peserta mengikuti tahap wawancara offline seleksi calon pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tangerang periode 2025–2030, yang digelar di Ruang Cituis, Setda Kabupaten Tangerang, Selasa (12/8/2025).
Kegiatan ini dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Tangerang, Prima Saras Puspa, yang mewakili Bupati Tangerang.
Dalam sambutannya, Prima menekankan pentingnya peran strategis Baznas dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Ia menyebut bahwa pimpinan Baznas yang terpilih nantinya harus memiliki integritas, kompetensi, dan kepekaan sosial.
“Zakat yang dikelola secara baik dan amanah dapat menjadi alat penting untuk membangun keadilan sosial serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mustahik,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment