PANDEGLANG KONTAK BANTEN Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Pandeglang sejumlah tantangan serius, mulai dari daya saing produk hingga adaptasi digital. Selain itu, keterbatasan modal juga menjadi hambatan utama.
Akibatnya, banyak pelaku usaha berhenti di tengah jalan karena kesulitan mengembangkan pasar dan terbatasnya akses pembiayaan.
Pengawas Koperasi dan UMKM pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Pandeglang, Doni Romdoni menjelaskan sektor perdagangan masih menjadi bidang dominan yang digeluti pelaku usaha. Meski demikian, sebagian besar bergerak secara musiman dan tidak konsisten, sehingga sulit berkembang secara berkelanjutan.
Akan tetapi, tidak semua sektor mampu bersaing dengan daerah lain karena terkendala kualitas produk, kemasan, harga, hingga manajemen usaha.
“Kami latih mereka berjualan lewat marketplace, tapi hasilnya bergantung kemauan masing-masing. Ada yang lanjut, ada yang berhenti di tengah jalan,” katanya, Jumat (19/9/2025).
Namun pemerintah bukan tanpa upaya. Dari sisi digitalisasi, pemerintah daerah telah melatih pelaku usaha untuk berjualan melalui marketplace dan media sosial. Hanya saja, tidak semua pelaku mampu bertahan.
"Sebagian hanya mencoba sekali dua kali, lalu berhenti karena minim pembeli atau kurang memahami strategi pemasaran daring," ucap dia.
Jika persoalan daya saing dan digitalisasi tidak segera ditangani, keberlangsungan UMKM Pandeglang berisiko stagnan. Pertumbuhan jumlah pelaku usaha memang terlihat, tetapi tanpa inovasi, konsistensi, dan pembinaan tepat sasaran, sulit bagi UMKM untuk bertahan di tengah persaingan regional maupun nasional.
0 comments:
Post a Comment