![]() |
Kekompakan Dalam Sebuah Tim Adalah Kekuatan Yang Tak Terukur (Hilman Putra Prabowo) |
Cinta tanah air ditumbuhkan dan ditnamkan di
kalangan generasi muda, pelajar, mahasiswa pengusaha dan masyarakat pada
umumnya. Dengan melihat perkembangan generasi muda dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi disegala bidang setelah 72 tahun Indonesia
merdeka, sebenarnya bangsa ini sudah pantas mendapat sanjungan. Apalagi
sekarang dengan adanya program teknologi informasi dan komunikasi yang
mulai digalakkan di pendidikan pra sekolah hingga pendidikan menengah
dan atas.
Hal ini sudah tentu akan sangat
bermanfaat untuk kepentingan pembangunan dan meningkatkan
intelektualitas bangsanya. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
dipastikan banyak sisi positif yang dapat dinikmati, yaitu bukan hanya
akan memicu munculnya kaum cendekiawan yang handal, akan tetapi harapan
untuk menjadi bangsa yang maju dan modern yang setara dengan bagsa lain
akan segera terwujud di negeri yang kita cintai ini.
Namun demikian sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, tentunya terselip juga sistem
yang perlu kita waspadai dan perlu kita kawatirkan bersama munculnya
generasi muda yang tidak proposional. Generasi muda yang tidak dilandasi
dengan rasa nasionalisme yang kuat, maka tidak tertutup kemungkinan hal
ini justru akan menjadi batu sandungan atau halangan bagi kemajuan negara
dan bangsanya. Yang akhirnya akan merusak tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara, seperti yang sedang dialami bangsa Indonesia saat ini.
Rusaknya kemapanan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara saat
ini juga tidak terlepas dari keterlibatan generasi muda yang telah
menyalahgunakan keahlihannya untuk tindakan tidak terpuji yang dapat
merugikan bangsa dan negara.
Perkembangan masa remaja merupakan masa penuh kewaspadaan dan kekhawatiran. Dampak sistem
globalisasi bagi generasi muda sering kali menerpa kehidupan mereka
mulai dari memujakebebasan tanpa batas hingga melakukan jalan pintas
untuk mencapai tujuan.sebagian remaja mengisi hidupnya
dengan hura-hura, menikmati pola hidup bebas tanpa melihat aturan, dan
menjadikan hidup sebagai bagian dari kesenangan. Gaya hidup yang
sedemikian rupa ini membuat kaum muda menjadi lemah, tidak kokoh dan
tidak ulet.
Pada saat keadaaan ekonomi
yang melilit, kesulitan mencari lowongan pekerjaan, keahlihan minim,
serta keilmuan rendah, berbagai cara yang cepat untuk bisa mendapat uang
serta kesenangan akan langsung dijalani tanpa memperdulikan resiko ke
depan. Bukannya dengan belajar giat untuk mencapai cita-cita, atau
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka malah mengambil
jalan pintas.seperti kita lihat di berita-berita yang ditayangkan
ditelevisi banyak generasi muda menjadi penjual dan pengkonsumsi narkoba
serta menjadi wanita penghibur.Mentalitas sistem yang mereka miliki
tanpa bekerja keras berdampak tinggi pada kehidupan di masyarakat. Mereka
ingin hidup mewah tanpa mengalami penderitaan akibat kerasnya bekerja,
mereka menginginkan materi berlimpah, tetapi sebenarnya tak mampu secara
materi, maka apa pun akan dilakukan halal atau haram hanya demi
kesenangan hidup.
Menyikapi keadaan tersebut
kita sebenarnya mempunyai cara untuk dapat mencegah sekaligus
memperbaiki bagi yang sudah terlambat. Dalam era kemajuan zaman seperti
sekarang ini sebenarnya kita mempunyaitenaga pendidik yang professional,
terdidik, dan terampil yang sudah tersebar di seluruh daerah di Negara
yang kita cintai ini. Para pendidik hendaknyaikut mencegah lunturnya
rasa nasionalisme yang akan berdampak negatifpada generasi muda, pendidik yang dapat kita sebut juga sebagai
guru sebaiknya juga dapat mencermati gaya hidup generasi muda yang
salah dalam menerapkan kebebasan, seperti pornoaksi, dan kecenderungan
mengambil jalan pintas.
Guru
memiliki kewenangan sebagai pembimbing, pengajar dan terutama sebagai
pendidik di sekolah. Walaupun sebetulnya tidak tidak selalu guru yang
harus memberi bimbingan kepada anak didiknya, orang tua serta masyarakat
juga dimana mereka tinggal. Namun, permasalahan akan komplek seandainya
nasionalisme ini tidak dimiliki oleh orang tua mereka sendiri, atau
masyarakat yang ada di mana mereka tinggal. Tentu bukan merupakan hal
mudah bagi guru dalam membimbing siswa-siswanya. Guru, orang tua ,
masyarakat, serta stakeholder lainya harys bekerjasama dalam mengatasi
masalah ini.
Memang harus disadari
bahwa sesungguhnya masa depan merupakan milik generasi muda. Ia adalah
lanjutan masa kini dan merupakan hasil masa lampau. Dalam hubungan ini,
pembinaan dan pengembangan generasi muda harus menanamkan kepekaan
terhadap masa depan untuk dapat menyadari masa mendatang sebagai
kelanjutan masa kini. Nasionlisme di mata generasi mudasetelah merdeka
mempunyai makna sistem berbeda dari generasi yang mengalami dan terlibat
dalam perang kemerdekaan.
Bagi
generasi muda, nilai rasa nasionalisme sebaiknya dapat diberikan sedini
mungkin, melalui pendidikan nilai yang dimulai dari jenjang dasar
hingga perguruan tinggi. Maka diharapkan rasa dan semangat
nasionalismeakan munculdan dapat terbina dengan, serta mampu menjadi
tumpuan dan sistem keyakinan diri generasi muda Indonesia dalam
kehidupan berkebangsaan
0 comments:
Post a Comment