Sedikitnya ditemukan empat aspek permasalahan dalam penanganan KLB Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat.
egaskan
bahwa penanganan gizi buruk dan campak di Asmat dan sejumlah daerah
lainnya di Papua harus terpadu dan berkesinambungan. Untuk itu,
pemerintah akan memberikan penajaman pada sejumlah kegiatan intervensi
penanganan kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di wilayah
itu.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan
Maharani, mengatakan kompleksnya permasalahan kesehatan di Kabupaten
Asmat membutuhkan penanganan yang lebih terintegrasi antarkementerian.
Untuk itu, akan dilakukan penajaman- penajaman pada kegiatan
intervensi agar lebih efektif. “Untuk itu, rakor hari ini akan membahas
monitoring dan evaluasi intervensi penanganan KLB di Kabupaten Asmat
yang telah dilaksanaka n oleh kementerian /lembaga (K/L) terkait, serta
rencana percepatan penanganan KLB camak dan gizi buruk di sana,” kata
Puan, di Jakarta, Rabu (31/1).
Puan menyebutkan, sedikitnya ditemukan empat aspek permasalahan dalam
penanganan KLB Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat, Yaitu aspek
kesehatan, aspek sosial budaya, aspek infrastruktur, dan aspek tata
kelola pemerintahan.
Permasalahan aspek kesehatan mencakup SDM dan minimnya infrastruktur
kesehatan. Aspeks sosial budaya mencakup pola hidup yang tidak sehat.
“Adapun aspek infrastruktur terkendala masih minimnya infrastruktur
dasar serta langkanya BBM.
Sementara itu, aspek tata kelola pemerintah terkait dengan koordinasi
antara pemerintah provinsi dan kabupaten serta SDM yang kurang,” terang
Puan. Atas permasalah tersebut, kata Puan, pemerintah telah mengambil
langkah-langkah baik jangka pendek, menengah, dan panjang untuk
mengatasinya.
Perberdayaan Komunitas
Sementara itu, Menteri Sosial, Idrus Marham, mengungkapkan perlu
adanya perluasan program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan
Program Keluarga Harapan (PKH) agar mencakup seluruh distrik yang
membutuhkan.
“Pembangunan infrastruktur layanan publik dan layanan sosial dasar
sangat diperlukan, mengingat distrik yang sudah berkembang sarana
prasarana pelayanan publik baru di distrik Agats,” ungkapnya. Sementara
22 distrik lainnya masih belum berkembang dan di antaranya masih
terisolasi.
Upaya konkret penanganan KLB dan gizi buruk perlu dilakukan secara
berkesinambungan dan tuntas. Menurut Idrus, setelah penanganan secara
tanggap darurat tahap pertama, diperlukan langkah lebih lanjut secara
menyeluruh dan terpadu. c







0 comments:
Post a Comment