![]() |
Rektor UI (baju batik) saat mengunjungi Ade Armando di RS Siloam Semanggi. (Ist) |
JAKARTA – Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando yang babak belur dikeroyok massa di depan Gedung DPR pada Senin kemarin, masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Siloam, Jakarta.
Kerabat terdekat menyebut, Ade Armando mengalami pendarahan di otak. Tiap dua jam sekali, dokter rutin memantau kesadaran Ade.
Sejak Senin (11/2) malam, yang menjenguk Ade, terus berdatangan. Sebagian dari mereka adalah sesama pegiat media sosial, ada juga mantan Ketua PSI, Grace Natalie.
Dari sejumlah foto yang beredar di media sosial, kondisi Ade masih terbaring lemas di tempat tidur. Wajahnya masih bengep, tapi sudah bersih dari bekas noda darah. Tangan kanannya tertancap selang infus.
Kemarin, yang menjenguk Ade masih terus berdatangan. Salah satunya adalah Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran. Fadil tiba di RS Siloam Semanggi, Jakarta Selatan, pukul 13.00 WIB. Setengah jam kemudian, Fadil terlihat di pintu keluar.
Bagaimana kondisi Ade? Kepada wartawan, Fadil mengatakan, Ade sudah semakin membaik. Sudah bisa diajak ngobrol dan komunikasi.
“Sudah baik, sehat,” kata Fadil. Namun, ia tak merinci apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu.
Kerabat Ade Armando, Sigit Widodo menceritakan, Ade sempat memburuk pada Senin malam. Ade muntah-muntah. Karena itu, pada pukul 11 malam, Ade dipindahkan ke ruang perawatan High Care Unit (HCU) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sigit mengatakan, dari hasil CT scan diketahui ada pendarahan di otak bagian belakang Ade. Pendarahan itu kemungkinan disebabkan pukulan yang terlalu keras di bagian kepala.
Karena kondisi itu, Ketua Umum Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) itu, harus dipantau tim dokter setiap dua jam.
“Berdasarkan diagnosis dokter, Bang Ade mengalami gegar otak lumayan parah akibat luka pada bagian kepala dan ada pendarahan di dalam sehingga harus dipantau kondisinya dalam 2 jam sekali,” kata Sigit.
Sigit yang juga Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengatakan, kondisi Ade saat ini sudah berangsur membaik. Ade sudah mulai bisa berkomunikasi seperti melakukan panggilan video.
Sigit mengatakan, dokter terus memantau kondisi Ade. Seberapa parah gegar otak yang dialami Ade akan diketahui setelah tiga hari.
Polda Metro Jaya tengah menyelidiki kasus pemukulan Ade. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan mengatakan, pihaknya sudah mengidentifikasi enam pelaku pemukulan dan pengeroyokan.
Enam pelaku itu berinisial MB, AP, AM, AL, DUH, dan K. Zulpan mengatakan, dua di antaranya sudah ditangkap.
“Tim dari Polda Metro dan Ditkrimum telah berhasil menangkap dua pelaku,” ujar Zulpan, kemarin.
Dua pelaku yang telah ditangkap berinisial MB dan K.
“Pengeroyokan terhadap saudara Ade Armando yang dilakukan beberapa orang, bukan dari kelompok mahasiswa BEM SI atau kami namakan non mahasiswa,” kata Zulpan. Menurutnya, pemukul Ade merupakan penyusup dalam demo.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat merinci, dua tersangka yang ditangkap itu, berprofesi sebagai wiraswasta. Kombes Ade menyebut, empat orang lainnya yang masih buron juga bukan mahasiswa.
Untuk diketahui, Ade menjadi korban pengeroyokan di tengah-tengah aksi demo 11 April di depan Gedung DPR. Dia mengalami luka cukup parah. Wajahnya bengkak akibat dihajar. Tak cuma itu, Ade juga ditelanjangi sampai hanya tersisa celana dalam warna hitam.
Kameramen Cokro TV, Indra Jaya Putra menceritakan, butuh waktu cukup lama sampai akhirnya Ade diselamatkan oleh aparat kepolisian. Kata dia, kejadian pengeroyokan itu terjadi di ruas jalan ke arah Stasiun Palmerah. Awalnya, Ade dan dirinya hendak melakukan sesi wawancara sebelum benar-benar meninggalkan area demonstrasi.
Namun, Ade dicegat oleh sekelompok orang yang ia yakini bukan dari kalangan mahasiswa. Entah apa mulanya, Ade juga diserang secara verbal oleh ibu-ibu dan adu mulut pun tidak terhindari. Saat adu mulut itu lah, Ade dipukul oleh seseorang tidak dikenal dari belakang. Pukulan itu yang lantas memicu orang lain untuk ikut memukul.
0 comments:
Post a Comment