Penggunaan senjata kimia di Idlib, Suriah yang menewaskan 72 orang, termasuk puluhan anak-anak, seorang mengingatkan dunia bahwa dalam perang apapun akan dilakukan demi memusnahkan lawan.
Gas beracun sudah mulai digunakan dalam Perang
Dunia I dengan tujuan untuk memutus kebuntuan perang parit yang memakan
banyak korban tetapi sedikit kemajuan.
Di masa itu, penggunaan senjata kimia belum efektif karena sangat bergantung pada topografi daerah sasaran dan arah angin.
Kini,
dengan akurasi persenjataan semakin sempurna, gas beracun menjadi jauh
lebih mengerikan dampaknya jika digunakan dalam peperangan,
Berikut, lima jenis senjata kimia paling berbahaya yang ada saat ini:
1. Gas VX
VX
termasuk senyawa belerang organik dan diklasifikasikan sebagai gas
saraf karena memengaruhi sistem transmisi sistef saraf korbannya.
VX dalam bentuk dasaranya tak berbau dan tak memiliki rasa. Bentuk senyawa VX seperti cairan berminyak berwarna coklat.
Gas VX dikembangkan di Ingeris pada 1950-an dan sangat mematikan. Sebab, sekali dilepaskan maka gas ini membutuhkan waktu lama untuk menguap.
Jika
dilepaskan dalam kondisi cuaca normal gas VX bisa bertahan beberapa
hari dan dalam kondisi dingin bahkan bisa bertahan hingga beberapa
bulan.
VX juga cepat bereaksi terhadap korbannya dengan gejala-gejala keracunan langsung terlihat beberapa detik setelah terpapar.
Gejala orang yang terpapar gas VX misalnya banyak mengeluarkan
air liur, pupil mata menyusut, kejang-kejang, dan dada terasa sesak.
Korban VX biasanya tewas akibat tak bisa bernafas dan gagal jantung.
2. Gas Sarin
Pada September 2013, PBB memastikan gas sarin digunakan dalam sebuah serangan terhadap daerah yang dikuasai pemberontak Suriah sebulan sebelumnya.
Sekjen
PBB saat itu, Ban Ki-moon menyebut, serangan itu adalah bukti
signifikan penggunaan senjata kimia sejak Saddam Hussein menggunakannya
di Halabja pada 1988.
Sarin, juga dikenal dengan nama GB, merupakan gas saraf yang tak stabil tetapi sangat mematikan.
Satu tetes Sarin cukup untuk menewaskan seorang manusia dewasa dalam waktu sangat cepat.
Sarin
tak berwarna dan tak berbau jika dilepaskan dalam suhu kamar. Gas ini
menguap cepat saat berada dalam lingkungan yang panas.
Setelah dilepas, sarin akan menyebar dengan cepat dan memberikan ancaman yang cepat tetapi tak berlangsung lama.
Gejala
mereka yang terpapar gas Sarin adalah sakit kepala, mengeluarkan liur
berlebihan, keluarnya air mata, diikuti kelumpuhan bertahap, dan
kematian.
Sarin dikembangkan di Jerman pada 1938 saat para ilmuwan sedang mencoba membuat pestisida.
Sekte Aum Shinrikyo pernah menggunakannya dalam serangan di stasiun kereta bawah tanah Tokyo pada 1995 dan menewaskan 13 orang.
0 comments:
Post a Comment