Kesenjangan ekonomi adalah satu masalah yang harus diperhatikan
pemerintah karena sangat memengaruhi keutuhan bangsa. kesenjangan
ekonomi yang minim akan semakin meningkatkan persatuan Indonesia.
Sebaliknya, jika kesenjangan ekonomi kian besar, maka risiko timbulnya
perpecahan juga semakin meningkat.
Saat ini 5 persen dari kelompok kaya menguasai perekonomian nasional,
sedangkan kelompok miskin tetap saja miskin. Kesenjangan ekonomi yang
besar begitu terlihat antara di Jawa dan luar Jawa. “Kita bandingkan
saja PBD untuk Jawa mencapai 62 persen, sedangkan luar Jawa khususnya
Indonesia Bagian Timur (IBT) 12 persen,” ujar Ketua MPR Zulkifli Hasan
dalam diskusi "Penurunan Daya Beli, Kerjaan Orang Politik atau Benar
Adanya", di Institut Perbanas, Kamis (7/12/2017).
Menurut Zulkifli Hasan, pembangunan ekonomi harus dilakukan secara
gotong royong sesuai dengan konsep ekonomi pancasila yaitu senasib
sepenanggungan. Begitu juga dengan UUD yang menyebutkan bahwa kekayaan
negara sebesar-besarnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Namun faktanya, banyak tambang dan lahan di daerah yang kebanyakan
dimiliki oleh para bupati. Para oknum kepala daerah kadang menjual izin
tambang kepada asing. Hal ini menjadi pemicu kesenjangan di daerah.
Contohnya adalah tambang emas yang dikuasai Freeport, nikel yang
dikuasai Tiongkok, dan kelapa sawit yang dimiliki Malaysia.
Bukan hanya masalah kesenjangan, tetapi juga kesejahteraan yang masih
menjadi angan masyarakat. “Kapan kita bisa sejahtera. Saya tidak
menyalahkan pemerintah yang sekarang, karena masalah ini merupakan
akumulasi dari pemerintah masa lalu. Jadi tidak adil juga menyalahkan
Pak Jokowi yang baru memimpin 3 tahun,” ungkapnya.
"Ke depannya pemerintah Indonesia akan lebih concern memperhatikan
kesenjangan ekonomi yang merata di seluruh penjuru Indonesia agar
keutuhan NKRI tetap terjaga," tutup Zulkifli Hasan.
0 comments:
Post a Comment