SERANG, (KB).- Ratusan warga Desa Batu Kuwung,
Kecamatan Padarincang melakukan aksi di depan kantor Kecamatan
Padarincang. Kedatangan masa aksi tersebut untuk menuntut agar
pembangunan proyek geothermal atau pembangkit listrik energi panas bumi
yang berlokasi di Kampung Wangun, Desa Batu Kuwung, dihentikan.
Pantauan di lokasi, masa aksi datang ke lokasi sejak pukul 10.00.
Sebelumnya mereka melakukan long march dari Batu Kuwung menuju kantor
kecamatan. Dengan di warnai hujan deras, masa aksi terus menyampaikan
aspirasinya. Masa tak terpecah kala guyuran hujan tersebut turun.
Beberapa kali masa aksi pun bergantian berorasi. Dalam orasinya masa
aksi meminta agar proyek geothermal itu tidak dilanjutkan. Hal itu
dikarenakan daerah Padarincang adalah wilayah pertanian. Jika proyek
tersebut dilanjutkan, mereka khawatir akan menyerap air yang ada.
Perwakilan masyarakat Aumilah mengatakan, kedatangannya ke kantor
kecamatan tersebut bukan dalam maksud anarkis. Namun untuk menyampaikan
kepada camat yang dianggapnya sebagai orang tua bagi masyarakat.
Menurutnya, penolakan pembanguban geothermal itu dikarenakan proyek
ini sangat meresahkan masyarakat. Karena proyek ini dianggap banyak
mengandung kemaksadatan. “Kebahayaan kebahayaan yang akan terjadi tidak
bisa ditutupi. Seperti di daerah lain,” ujarnya kepada wartawan, di
lokasi, Rabu (20/12/2017).
Ia mengatakan, oleh karena itu pihaknya bersama masyarakat berjuang
membela tanah airnya dari pembangunan geothermal tersebut. Hal itu
dikarenakan Padarincang merupakan tanah kelahiran dan menjadi tempatnya
tinggal selama ini. “Kami lahir disini dan meninggal disini. Kami ingin
lestari alam lami,” katanya.
Menurut dia, dengan atau tanpa adanya dukungan dari camat, pihaknya
akan terus melakukan perjuangan dalam menolak pembangunan proyek
tersebut. Pihaknya pun berencana untuk maju ketingkat yang lebih tinggi
yakni provinsi atau bahkan ke pusat. “Kami akan terus berjuang ke taraf
yang lebih tinggi yang memegang kebijakan. Kalau tidak berhasil kami
akan naik ke pusat,” ucapnga.
Selama ini, ujar dia, belum pernah ada sosialisasi terkait
pembangunan proyek geothermal tersebut. Sementara itu, untuk dampak
terhadap alam dirasa sangat merusak khususnya bagi gunung dan tanaman
disekitarnya. “Ada yang pingsan karena tanamannya pada rusak, jadi
sangat kecewa,” katanya.
Proyek tersebut telah berjalan selama 7 bulan. Masyarakat pun selama
ini telah melakukan istighosah untuk melakukan penolakan tersebut.
“Sebelum mahasiswa turun kami sudah menolak juga, alhamduliah hari ini
kita bisa aksi bersama,” ujarnya.
Masa aksi pun kemudian meminta agar camat turun ke mimbar dan
menyampaikan tanggapannya. Masa sempat memanas saat panggilan terhadap
camat tak digubris. Namun kemudian masa aksipun menjemput ke kantor
kecamatan. Akhirnya camat pun menghampiri masa aksi.
Dalam orasinya, Camat Padarincang Gunawan mengatakan, dalam pembangun
tersebut ada kewenangan yang harus dipegang. Ada kewenangan pusat,
daerah dan juga desa. Sedangkan proyek tersebut merupakan proyek pusat.
“Kalau pusat maka bawahannya adalah Provinsi Banten. Apabila canat tidak
mendukung pembangunan pusat maka tidak etislah,” ujarnya.
Pihaknya pun mengarahkan agar masa aksi menyampaikan aspirasinya pada
yang berwenang. Walau demikian, pihaknya pun menampung aspirasi
tersebut dan akan menyampaikan kepada yang memegang kewenangan yakni
provinsi dan perusahaan. “Saya mohon maap karena bukan kewenangannya.
Kita bicara dan sepakati waktunya, kita dialog duduk bareng dan kami
siap fasilitasi untuk menyampaikan ke yang berwenang,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment