![]() |
Tim silat Indonesia peraih medali emas Nunu Nugraha
(tengah), Asep Yuldan Sani (kiri) dan Anggi Faisal Mubarok (kanan)
merayakan kemenangan dengan membentangkan bendera merah putih usai
meraih medali
|
JAKARTA-Indonesia berhasil meraih 25 medali emas yang sembilan di antaranya dimenangkan dari cabang pencak silat.
Perolehan ini membuat Indonesia berada di posisi empat, di belakang
Cina, Jepang dan Korea Selatan. Berikut fakta-fakta yang berada di balik
sapu bersih emas cabang olahraga pencak silat.
1. Pencak silat masuk Asian Games
Untuk pertama kalinya, cabang olahraga pencak silat dipertandingkan
di Asian Games meski sudah dipertandingkan secara rutin sejak Southeast
Asian, SEA Games 1987.
Pencak silat adalah bela diri khas
Indonesia yang secara formal diakui sebagai bentuk olah raga pada 1948.
Namun, asal muasalnya sudah dari ratusan tahun lampau.
Sewaktu pencak silat digelar pada SEA Games 2017 lalu, tuan rumah
Malaysia menjadi peraih medali terbanyak dengan 16 keping, sedangkan
Indonesia mendulang 15 keping.
Pencak silat merupakan pertarungan
tangan kosong yang melibatkan pukulan, kuncian, dan tendangan. Secara
tradisional, seorang petarung pencak silat menggunakan keris atau
parang.
Tapi bagaimana olahraga ini bisa masuk ke Asian Games?
Ada beberapa jalan agar sebuah cabang olahraga bisa masuk ke dalam kompetisi olahraga yang sesuai dengan aturan Olimpiade.
Cara
tradisionalnya adalah melalui federasi internasional olahraga tersebut
mengajukan petisi ke Komite Olimpiade Internasional, namun alternatifnya
adalah komite organisasi lokal mendorong agar cabang tersebut
dipertandingkan.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada
Juli 2018 lalu mengatakan bahwa pencak silat dipertandingkan setelah
negosiasi ulang dengan Komite Olimpiade Asia.
Menurutnya, saat
itu, dia menyatakan, "Indonesia siap jadi tuan rumah Asian Games asal
berbagai syarat dari kami bisa dipenuhi. Syarat utamanya, hadirkanlah
pencak silat yang merupakan cabang olahraga khas Indonesia."
2. Peraih medali suami-istri
Pasangan
suami-istri Iqbal Candra dan Sarah Tria Monita banyak dicari oleh
warganet setelah keduanya sama-sama meraih medali emas di Asian Games
2018.
Iqbal memperoleh medali emas setelah mengalahkan pesilat
Vietnam, Nguyen Ngoc Toan, di kelas tarung putra kelas D 60-65 kg,
sementara Sarah unggul dari pesilat Laos, Vongphakdy Nong Oy, di nomor
tarung putri kelas C 55-60 kg.
3. Perdebatan soal peran Prabowo
Salah
seorang pesilat mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Partai
Gerindra dan salah satu kandidat capres pilpres 2019, Prabowo Subianto,
saat menang.
Prabowo adalah Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Presiden Persekutuan Pencak Silat
Antarbangsa (Persilat).
Yola Primadona Jampil yang meraih medali
emas dari pencak silat dari nomor seni ganda putra bersama Hendy
mengucapkan terima kasih untuk Prabowo yang, "selama empat tahun ini
mereka tiada henti mendukung kami."
Sekretaris Jenderal Partai
Gerindra Ahmad Muzani juga mengatakan bahwa Prabowo Subianto akan
memberi bonus kepada atlet pencak silat yang memperoleh medali emas
dalam Asian Games.
Wakil Sekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik, pun mencuitkan bahwa dari 22 emas yang diperoleh Indonesia, "8 dari Prabowo".
Namun
warganet juga mengkritik politisasi jabatan ketua umum beberapa cabang
olahraga tersebut serta pencapaian yang mereka peroleh dan kaitannya
dengan pemilihan presiden 2019.
4. Tuduhan kecurangan dari Malaysia
Salah
satu kontroversi yang muncul dari pertandingan di cabang olahraga
pencak silat datang dari pesilat Malaysia Mohd Al Jufferi Jamari yang
pada Senin (27/8) menyatakan bahwa juri bias dalam penilaiannya.
Dia
melakukan menjelang akhir pertandingan sehingga pesilat Indonesia yang
menjadi lawannya, Komang Harik Adi Putra, meraih emas.
Al Jufferi,
yang meraih emas pada SEA Games 2017 dan juara bertahan kejuaraan dunia
silat 2016, kemudian menendang tembok pembatas sampai jebol. Jamari
turun di nomor tarung putra kelas 65kg-70kg.
Di akun media sosial
milik Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, video Jamari
yang terlihat menumpahkan kekesalannya sudah ditonton hampir satu juta
kali dengan 17.000 lebih komentar.
Jufferi sendiri menyatakan ia memilih karena kecewa terhadap wasit.
Video
yang sama yang diunggah ke akun media sosial @syfdnalias juga
disebarkan lebih dari 17.000 kali. Warganet Malaysia lain juga
berkomentar, "Dia sebenarnya bermain dengan baik!"
Situasi ini pun
kemudian melebar menjadi perdebatan antara warganet Indonesia dan
Malaysia. Meski begitu, ada warganet yang mengkritik perang komentar
yang terjadi di media sosial terkait kontroversi pertandingan ini.
5. Negara yang berpartisipasi
Di
Asian Games 2018, bukan hanya negara-negara berlatar budaya Melayu,
seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, yang mengikuti
cabang olahraga ini, tapi juga negara-negara seperti Vietnam, Filipina,
Uzbekistan, Pakistan, India, Kirgistan, Jepang, Nepal, Laos, Thailand,
Timor Leste, dan Iran.
0 comments:
Post a Comment