![]() |
Pihak TNI menyatakan bantuan untuk korban bencana kini telah menjangkau seluruh area terdampak di Sulteng.
|
JAKARTA-Sejumlah layanan dasar terlihat mulai normal kembali seminggu setelah
gempa dan tsunami menerjang Kota Palu. Namun nasib ribuan penduduk di
sejumlah lokasi kota ini belum juga ada kejelasan.
Kota berpenduduk sekitar 370.000 jiwa kini menjadi fokus upaya kemanusiaan nasional dan internasional.
Mobilisasi
bantuan semakin meningkat pesat. Namun warga di daerah-daerah yang
aksesnya terputus dilaporkan kian putus asa memenuhi kebutuhan dasar
mereka.
Jumlah korban meninggal tercatat 1.424 orang, sebagian besar di Palu.
Jumlah tersebut diperkirakan meningkat bila angka korban dari daerah
terpencil sudah diketahui.
"Begitu banyak tantangan bencana ini. Sebelumnya tak pernah seburuk ini," kata Frida Sinta, seorang sukarelawan.
Setelah diluluh-lantakkan gempa dan tsunami, Kota Palu didera
kekacauan di tengah upaya warga keluar dari sana. Selain itu juga
terjadi penjarahan.
Kemarin pemulihan situasi mulai terlihat saat
toko-toko dan bank buka kembali. Jaringan telepon seluler utama juga
kembali beroperasi.
Antrean rapi juga sudah terlihat di pompa-pompa bensin. Di sejumlah wilayah kota, layanan listrik kembali menyala.
Situasi yang mulai pulih ini turut membantu penyaluran bantuan.
"Kami
menyalurkan apa pun yang kami bisa dengan mobil atau motor di dalam
kota. Tapi belum ke tempat yang paling sulit dijangkau," kata Sinta.
Bantuan meningkat
Regu penyelamat mulai
bergerak ke daerah-daerah terpencil, dan mendapati penduduk bertahan
dengan makan kelapa, pisang, dan singkong.
Penduduk di wilayah
pedesaan tampak merubung helikopter PMI yang mendarat di pinggiran Kota
Donggala. Heli itu mendistribusikan roti dan bahan makanan lainnya.
Juru
bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan jalan-jalan utama di
selatan, barat dan timur Kota Palu telah dibuka kembali. Namun kondisi
akses jalan ke bagian utara Palu ke episentrum gempa belum diketahui.
Lembaga-lembaga
internasional pun mulai berdatangan, termasuk dari Inggris dan
Australia, menyusul keputusan pemerintah membuka diri untuk menerima
bantuan negara lain.
PBB mengumumkan dana $ 21 juta sedangkan
Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah berupaya
mengumpulkan untuk 22 juta franc Swiss.
Amerika Serikat juga menyatakan komitmen dana bantuan serta pakar bencana dan mempelajari bantuan lainnya yang bisa diberikan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menepis adanya dampak besar gempa Sulteng dan gempa Lombok terhadap perekonomian nasional.
"Ini masa yang penuh tantangan dan sulit bagi Indonesia dan kita semua," katanya.
![]() |
Heli dari PMI membagikan bahan makanan kepada warga di Donggala. |
0 comments:
Post a Comment