JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan membentuk tim
akuntansi forensik untuk mengawasi aliran dana pada sektor keuangan,
sekaligus memperkuat kinerja lembaga dalam memberantas korupsi di
Indonesia.
“Kami telah menyiapkan (tim akuntansi forensik) untuk bisa masuk di
sektor keuangan,” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Jakarta,
Selasa pekan ini. Dia menjelaskan tim akuntansi forensik dibentuk untuk
meneliti korupsi yang menjerat korporasi penyelenggara negara dan
perusahaan swasta dengan kasus yang dominan berupa gratifikasi.
Unit tersebut nantinya bertugas membantu kinerja penyidik dalam
melakukan audit forensik dan memaksimalkan pengembalian kerugian negara
akibat kasus korupsi. “KPK selalu masuk dengan isu-isu pencegahan,
membangun good corporate government, menjaga orang-orang baik punya ide
dan mimpi,” ujarnya.
Adapun terkait sumber daya manusia, KPK akan mengisi unit itu dengan
para penyidik yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi forensik.
Sebelumnya, lembaga anti rasuah ini telah mengirim sejumlah penyidiknya
untuk mempelajari ilmu akuntansi forensik ke Independen Commision
Against Corruption (ICAC) di Hong Kong dan Serious Fraud Office (SFO) di
Inggris.
Lebih lanjut Saut menyampaikan saat ini Bank BTN adalah perbankan
pertama yang mengadopsi Panduan Pencegahan Korupsi dan bermitra dengan
KPK dalam gerakan anti praktik korupsi dan suap. “Kita ketahui perbankan
termasuk sektor prioritas dari strategi nasional dan strategi KPK. Bank
BTN adalah perbankan pertama, kami harapkan ini bisa menjadi role model
yang kemudian ditiru bank lain,” ucapnya.







0 comments:
Post a Comment