Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Pangudi Luhur di Kompleks Departemen Sosial, Jalan Joyo Martono, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jumat. |
Bekasi - Kementerian Sosial memperbaiki skema distribusi bantuan
sosial tahun 2021 untuk memastikan bantuan diterima utuh sesuai
instruksi Presiden Joko Widodo.
"Kita evaluasi, laporan dari
bank dan kantor pos berupa sidik jari, tanda tangan dan foto penerima
bantuan, kalau dulu tidak ada fotonya," kata Menteri Sosial Tri
Rismaharini di Balai Rehabilitasi Sosial Pangudi Luhur Bekasi, Jumat.
Risma mengaku penyaluran bantuan tunai tahun ini langsung diterima
lewat PT Pos Indonesia serta Himpunan Bank Negara (Himbara) kepada
sedikitnya 10 juta penerima melalui akses data kependudukan.
"Pencairan sudah mulai sejak 4 Januari kemarin. PT Pos door to door yang Himbara saya minta lansia, sakit, dan disabilitas itu door to door
juga, bank mungkin kesulitan tapi kemarin kami sudah komunikasi dengan
Kementerian BUMN, akan diserahkan ke PT Pos dari bank," katanya.
Perbaikan skema itu, kata dia, juga bertujuan untuk mengawal
penerima bantuan agar benar-benar mampu keluar dari status kemiskinan.
"Kemiskinan ada tiga kategori, hampir, miskin, dan sangat miskin. Yang
terakhir ini akan kita angkat, berat memang tapi kita akan lakukan
secara bertahap melalui program pemberdayaan," ucapnya.
Program
tersebut di antaranya optimalisasi pemberdayaan bagi warga penyandang
masalah kesejahteraan sosial melalui kegiatan ternak ikan, perbengkelan,
las, pembuatan pupuk kompos, serta budi daya tanaman hidroponik
khususnya di Balai Rehabilitasi Sosial Pangudi Luhur Bekasi.
"Di tempat ini juga kita merencanakan pembangunan rumah susun bekerja
sama dengan Kementerian PU, anggaran dari mereka (Kemen PU)," katanya.
Risma juga menekankan pentingnya pemetaan kebutuhan masyarakat sehingga
program pemberdayaan dapat berjalan dengan maksimal sesuai keinginan
masyarakat.
Kementerian Sosial RI bekerja sama dengan sejumlah
perguruan tinggi negeri dalam memetakan permasalahan aktual masyarakat
guna membangkitkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
"Contohnya, masalah air bersih di Papua berdasarkan hasil pemetaan kami.
Ditindaklanjuti dengan Kementerian PU untuk penyediaan air bersihnya.
Kemudian KIP untuk sektor pendidikan, lalu ada anak jalanan yang
produksi sepatu di Cibaduyut," ungkapnya.
Menurut dia saat ini
tidak bisa lagi hanya bicara program yang sama, namun harus sesuai
dengan keinginan masyarakat agar bisa maksimal. Selain menjalankan
program yang sudah ada di dalam DIPA, pihaknya ingin bantuan tersebut
bukan sekedar masyarakat menerima bansos melainkan program pemberdayaan
turut berjalan.
"Saya ulangi sekali lagi, ada gap
(jarak) antara kebutuhan dan bantuan. Progam bansos ini sebisa mungkin
juga menghasilkan tambahan pendapatan jadi selain kita berikan
pekerjaan, mereka juga kita dorong untuk menambah penghasilan mereka.
Tidak bisa hanya, oh, tugasnya memberikan bantuan tapi juga kita
berdayakan," kata dia. Ant/N-3
0 comments:
Post a Comment