Kelompok
Krimimal Bersenjata (KKB) Papua akhirnya membebaskan Pilot asal
Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens,. Pria itu telah disandera selama
19 bulan oleh KKB Papua, sebagaimana dilansir dari Associated Press
News.
Peristiwa penculikan terjadi ketika para
pemberontak menyerbu pesawat bermesin tunggal di landasan kecil di Paro,
membawa Mehrtens ke wilayah terpencil. Kasus ini menarik perhatian
internasional dan menjadi simbol perjuangan separatis di Papua.
Mehrtens
bekerja untuk perusahaan penerbangan Indonesia, Susi Air. Ia diserahkan
kepada Satgas Damai Cartenz, pasukan keamanan gabungan yang dibentuk
pemerintah Indonesia untuk menangani kelompok separatis di Papua.
Juru
bicara Satgas Damai Cartenz, Bayu Suseno, mengkonfirmasi Mehrtens
dijemput dalam kondisi sehat. Ia langsung diterbangkan ke Timika untuk
pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Mehrtens diculik
pada 7 Februari 2023 oleh pejuang kemerdekaan Papua yang dipimpin oleh
Egianus Kogoya. Kogoya merupakan komandan regional Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap bersenjata dari Organisasi Papua
Merdeka (OPM).
Kogoya sebelumnya menyatakan Mehrtens
tidak akan dibebaskan kecuali Indonesia mengizinkan Papua menjadi negara
berdaulat. Setelah ditahan selama lebih dari setahun, kelompok
pemberontak akhirnya setuju untuk membebaskan Mehrtens.
Sebuah
proposal pembebasan yang diajukan pada hari, Selasa (18/9/2024),
mencantumkan beberapa syarat, termasuk keterlibatan media dalam proses
pembebasan. Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters,
mengonfirmasi pembebasan Mehrtens setelah 592 hari dalam penyanderaan.
Peters
menyatakan Mehrtens selamat dan telah berbicara dengan keluarganya.
Peters menyatakan kabar tersebut membawa rasa lega bagi keluarga dan
teman-teman Mehrtens.
Pemerintah Selandia Baru,
bersama badan pemerintahan lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah
Indonesia untuk mengamankan pembebasan Mehrtens. Peters juga
menyampaikan pemerintah Selandia Baru memberikan dukungan penuh kepada
keluarga Mehrtens selama penyanderaan.
Ia meminta
media untuk menghormati privasi keluarga tersebut, mengingat beban
emosional yang telah mereka hadapi selama 19,5 bulan terakhir. Peters
juga memuji media Selandia Baru atas kerja sama dan kehati-hatian dalam
melaporkan kasus ini.
Pembebasan Mehrtens dianggap sebagai kemenangan diplomatik bagi Selandia Baru. Namun juga menyoroti tantangan yang masih terus dihadapi pemerintah Indonesia dalam mengatasi konflik di Papua.
0 comments:
Post a Comment