PARA pemuka agama dan tokoh masyarakat diminta, agar
mengingatkan dan membimbing masyarakat untuk menciptakan suasana yang
rukun dan damai menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Hal tersebut
disampaikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, KH
AM Romly dalam silaturahim dan halal bihalal bersama Gubernur Banten,
Wahidin Halim, di Kantor MUI Banten, KP3B, Kota Serang, Selasa
(10/7/2018).
“Di tengah suhu politik yang semakin memanas, para tokoh agama dan
tokoh masyarakat hendaknya dapat mengingatkan dan membimbing masyarakat,
agar tidak melakukan perbuatan tercela, sehingga merusak kerukunan dan
kedamaian,” katanya dalam sambutan. Perbuatan tercela yang dimaksud,
yaitu penyebaran berita palsu, kabar bohong (hoax) fitnah, ujaran
kebencian, adu domba saling hujat, dan perseteruan.
“Kami patut bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah
dan masyarakat Banten atas berlangsungnya pilkada serentak dengan
lancar, aman, damai, dan sukses pada Rabu (27/6/2018) lalu,” ujarnya. Ia
mengungkapkan, 2018 dan 2019 disebut sebagai tahun-tahun politik,
karena diselenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Serentak
dan Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Umum
Presiden (Pilpres) tahun depan yang tahapannya dimulai tahun ini.
Ia menuturkan, mencermati pelaksanaan pemilu para pemuka agama di
Indonesia telah merumuskan pandangan dan sikap tentang pemerintahan yang
sah hasil pemilu demokratis berdasarkan konstitusi. Dalam musyawarah
besar pemuka agama untuk kerukunan bangsa yang diselenggarakan Kantor
Utusan Khusus Presiden RI untuk dialog dan kerja sama antaragama dan
peradaban Februari 2018 lalu di Jakarta, pemuka agama di Indonesia
memandang, bahwa pemilu, adalah sarana konstitusional yang beretika,
yakni jujur dan adil, untuk melahirkan pemerintahan yang sah sesuai
kehendak rakyat.
“Oleh karena itu, segenap rakyat harus menerima, menghormati, dan
mendukung pemerintahan,” tuturnya. Kemudian, ucap dia, pemuka agama di
Indonesia berpesan kepada pemerintah hasil pemilu yang demokratis
berdasarkan konstitusi, agar mengemban kepercayaan rakyat secara amanah
dan bertanggung jawab demi terwujudnya kesejahteraan dan keadilan sosial
bagi rakyat Indonesia secara proporsional.
Ia meminta, agar masyarakat tidak menganggap pemilu sebagai peristiwa
yang menyeramkan dan menakutkan, sehingga mengusik ketenangan hidup
sehari-hari. “Sebaliknya masyarakat hendaknya dapat menyambut pemilu
dengan suka cita dan mendatangi TPS-TPS pada waktunya nanti guna
menentukan pemimpin yang dikehendaki serta tetap menjaga persaudaraan
dan memelihara kerukunan, meskipun berbeda pilihan,” katanya.
Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengajak para ulama dan tokoh
masyarakat di Banten untuk senantiasa menjaga kerukunan serta
kebersamaan, terlebih lagi menjelang tahun politik pada 2019 mendatang.
“Para tokoh agama kiai untuk bersama-sama mendoakan demi keamanan Banten
dan menjaga kesejukan serta mampu menciptakan suatu kondisi yang
kondusif di masyarakat,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment