![]() |
SERANG, (KB).- Program Pascasarjana Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mendorong dosen-dosen untuk menerapkan
sistem blended learning. Alasannya untuk mengharuskan dosen terus
berinovasi dalam pembelajaran. Hal tersebut diungkapkan Direktur
Pascasarjana Untirta Suherman, di Gedung Pascasarjana Untirta, Rabu
(14/8/2019).
“Perguruan tinggi memerlukan konstruksi pembelajaran dengan
pendekatan desain blended learning. Salah satunya dengan pembelajaran
yang mengombinasikan berbagai sumber, media, bahan, metode belajar dapat
secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar bagi mahasiswa,” kata
Suherman
Ia menjelaskan, Program studi (Prodi) Teknologi Pembelajaran
Pascasarjana Untirta memberikan kesempatan blended learning, sebagai
pilihan bagi mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan. Pihaknya ingin
memberikan kesempatan bagi dosen menggunakan sistem pelatihan, untuk
menyusun materi perkuliahan dan modul pembelajaran.
“Pelaksanaan blended learning akan diterapkan pada tahun ajaran
akademik 2019/2020. Serta kami juga memfasilitasi Ketua Prodi dan
Sekretaris Prodi di lingkungan Pascasarjana, untuk mengikuti pelatihan
daring yang telah bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pendidikan
Penjamin Mutu (LP3M) Untirta,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Teknologi Pembelajaran
Pascasarjana Untirta Luluk Asmawati mengatakan, melalui blended learning
dosen diharapkan dapat memberikan tantangan kepada mahasiswa untuk
menganalisis materi perkuliahan. Mahasiswa diberikan otonomi untuk
memilih sumber belajar dari berbagai negara.
“Mahasiswa mampu menganalisis dan mengimplementasi pembelajaran dari
berbagai negara, serta mahasiswa mampu mendeterminasi
kelebihan-kelebihan tersebut yang dapat diterapkan dalam perkuliahan,”
katanya.







0 comments:
Post a Comment